Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Kenaikan laba bersih MDKA sejalan dengan kenaikan pendapatannya. Emiten produsen mineral logam ini membukukan pendapatan senilai US$ 626,01 juta, naik 140% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 261,15 juta. Adapun produksi emas MDKA melalui tambang emas Tujuh Bukit mencapai 107.168 ons.
Hanya saja, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mengalami kontraksi kinerja. Pendapatan konsolidasian ARCI senilai US$ 165,6 juta, lebih rendah 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 236,5 juta.
Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh volume penjualan emas yang lebih rendah. Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, produksi emas ARCI menurun 31% menjadi 87,8 kilo ons dibanding dengan 127,8 kilo ons pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Alhasil, Laba tahun berjalan ARCI menyusut 74% menjadi US$ 15,1 juta dari sebelumnya mencapai US$C 57,3 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Ekonomi Global Diambang Resesi, Intip Rekomendasi Saham Tambang Logam Pilihan Analis
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan mengatakan, sentimen resesi akan berdampak terhadap harga emas tahun depan. Andreas memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 2.100 per oz di 2023. Estimasi ini meningkat sekitar 15% dari harga rata-rata emas pada tahun 2022 sebesar US$ 1.825 per ons.
Dengan asumsi bahwa Fed akan mengambil sikap dovish tahun depan, diikuti dengan penerapan kembali quantitative easing (QE) untuk melawan resesi, Andreas menilai harga emas akan diuntungkan dengan adanya skenario tersebut.
Menurut Andreas, BRMS berada di posisi strategis untuk mendapatkan keuntungan dari potensi kenaikan harga emas menjelang 2023. Sebab, BRMS baru saja merampungkan pabrik emas keduanya. Pabrik emas anyar ini akan menghasilkan volume penjualan yang lebih tinggi dan profitabilitas yang lebih kuat di masa mendatang.
BRMS menjadi perusahaan pertambangan emas dengan pertumbuhan produksi tercepat dalam cakupan Sucor Sekuritas.
Catatan saja, BRMS masih memiliki dua proyek pabrik emas lainnya. Sehingga, terdapat potensi penambahan kapasitas produksi emas BRMS pada tahun 2023 menjadi 44.444 oz (naik 677%) dan 58.489 oz (naik 32% yoy) pada 2024.
Baca Juga: Archi Indonesia (ARCI) Optimistis Kinerja Membaik di Paruh Kedua
Andreas mempertahankan rekomendasi beli saham BRMS dengan target harga Rp 282 per saham. Andreas menilai, BRMS layak mendapatkan valuasi premium mengingat prospek kenaikan harga emas, ekspansi kapasitas produksi yang masif, serta produk mineral BRMS yang sangat terdiversifikasi.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.400.
”Kami tetap memasang sikap bullish pada ANTM dan berekspektasi perusahaan ini akan menerima sentimen positif dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di Indonesia,” kata Hasan, Senin (19/12).
Ke depan, kinerja ANTM juga diyakini masih solid, salah satunya ditopang oleh segmen emas. Hasan menaikkan estimasi volume penjualan emas ANTM di tahun ini, seiring realisasi volume penjualan emas ANTM yang melebihi ekspektasi. Dia menaikkan estimasi volume penjualan emas ANTM dari semula 740.000 oz menjadi 1 juta oz untuk 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News