kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.513   26,00   0,17%
  • IDX 7.747   11,90   0,15%
  • KOMPAS100 1.204   2,19   0,18%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   0,76   0,32%
  • IDX30 494   1,09   0,22%
  • IDXHIDIV20 593   2,01   0,34%
  • IDX80 137   0,22   0,16%
  • IDXV30 142   -0,60   -0,42%
  • IDXQ30 164   0,28   0,17%

Bandingkan Kinerja Emiten Tambang Emas: ANTM, BRMS, MDKA, ARCI, Mana Paling Berkilau?


Rabu, 21 Desember 2022 / 14:12 WIB
Bandingkan Kinerja Emiten Tambang Emas: ANTM, BRMS, MDKA, ARCI, Mana Paling Berkilau?
ILUSTRASI. Fasilitas pengolahan emas Archi Indonesia. Bandingkan Kinerja Emiten Tambang Emas: ANTM, BRMS, MDKA, ARCI, Mana Paling Berkilau?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergerak di sektor pertambangan logam emas telah melaporkan kinerja keuangan untuk periode sembilan bulan pertama 2022. Hasilnya, mayoritas melaporkan kenaikan kinerja pendapatan dan laba bersih.

Dimulai dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Emiten pertambangan pelat merah ini mencatatkan nilai penjualan sebesar Rp 33,68 triliun, tumbuh 27% jika dibandingkan penjualan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 26,48 triliun.

Syarif Faisal Alkadrie, Corporate Secretary Aneka Tambang mengatakan, kontribusi pendapatan ANTM di periode sembilan bulan pertama 2022 didominasi oleh penjualan domestik yang mencapai Rp 26,96 triliun atau setara 80% dari total penjualan bersih. 

Hal tersebut sejalan dengan strategi ANTM untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit.

Baca Juga: Analis Pilarmas Investindo Prediksi Harga Saham ANTM Bisa Tembus ke Rp 2.430

Per kuartal ketiga 2022, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 70% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan sebesar Rp 23,53 triliun. 

Dari sisi volume, penjualan logam emas ANTM mencapai 25,93 ton, tumbuh 31% jika dibandingkan capaian penjualan pada Sembilan bulan pertama 2021 sebesar 19,87 ton.

Pada kuartal ketiga 2022 sendiri, ANTM mencatatkan penjualan emas sebesar 12,46 ton. Angka ini tumbuh 81% jika dibandingkan periode kuartal kedua 2022  yang hanya sebesar 6,89 ton. Dari sisi produksi, volume logam emas yang berasal dari tambang milik Antam mencapai 967 kg. 

Dari sisi bottomline, ANTM membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 2,63 triliun. Angka ini tumbuh 54% dari laba periode berjalan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp1,71 triliun.

Kinerja positif juga berhasil ditorehkan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sepanjang Sembilan bulan pertama 2022. Emiten pengolah tambang emas ini mencatatkan kenaikan pendapatan dan juga laba bersih.

Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Memetik Hasil Bisnis Nikel

BRMS membukukan pendapatan senilai US$ 8,32 juta per akhir September 2022. Angka ini naik tipis 1,03% dari realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 8,25 juta.

Dari sisi bottomline, anak usaha PT Bumi Resources Tbk ini membukukan laba bersih senilai US$ 6,47 juta, naik 5,80% dari laba bersih di periode yang sama tahun 2021 sebesar US$ 6,11 juta.

BRMS melalui anak usahanya, PT Citra Palu Minerals, berhasil meningkatkan produksi emasnya sebesar 26% menjadi 124 kg dari sebelumnya 98 kg di Sembilan bulan pertama 2021. Sebagai dampak positifnya, pendapatan BRMS dari penjualan emas meningkat sebesar 28%, dari US$ 5,6 juta menjadi US$ 7,2 juta.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga mencetak kinerja moncer, dengan mencatat laba bersih senilai US$ 69,19 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Realisasi ini melesat 228,47% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang hanya US$ 21,06 juta.

Kenaikan laba bersih MDKA sejalan dengan kenaikan pendapatannya. Emiten produsen mineral logam ini membukukan pendapatan senilai US$ 626,01 juta, naik 140% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 261,15 juta. Adapun produksi emas MDKA melalui tambang emas Tujuh Bukit mencapai 107.168 ons.

Hanya saja, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mengalami kontraksi kinerja. Pendapatan konsolidasian ARCI senilai US$ 165,6 juta, lebih rendah 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 236,5 juta. 

Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh volume penjualan emas yang lebih rendah. Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, produksi emas ARCI menurun 31% menjadi 87,8 kilo ons dibanding dengan 127,8 kilo ons pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Alhasil, Laba tahun berjalan ARCI menyusut 74% menjadi US$ 15,1 juta dari sebelumnya mencapai US$C 57,3 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ekonomi Global Diambang Resesi, Intip Rekomendasi Saham Tambang Logam Pilihan Analis

Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan mengatakan, sentimen resesi akan berdampak terhadap harga emas tahun depan. Andreas memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 2.100 per oz di 2023. Estimasi ini meningkat sekitar 15% dari harga rata-rata emas pada tahun 2022 sebesar US$ 1.825 per ons.

Dengan asumsi bahwa Fed akan mengambil sikap dovish tahun depan, diikuti dengan penerapan kembali quantitative easing (QE) untuk melawan resesi, Andreas menilai harga emas akan diuntungkan dengan adanya skenario tersebut.

Menurut Andreas, BRMS berada di posisi strategis untuk mendapatkan keuntungan dari potensi kenaikan harga emas menjelang 2023. Sebab, BRMS baru saja merampungkan pabrik emas keduanya. Pabrik emas anyar ini akan menghasilkan volume penjualan yang lebih tinggi dan profitabilitas yang lebih kuat di masa mendatang.

BRMS menjadi perusahaan pertambangan emas dengan pertumbuhan produksi tercepat dalam cakupan Sucor Sekuritas. 

Catatan saja, BRMS masih memiliki dua proyek pabrik emas lainnya. Sehingga, terdapat potensi penambahan kapasitas produksi emas BRMS pada tahun 2023 menjadi 44.444 oz (naik 677%) dan 58.489 oz (naik 32% yoy) pada 2024.

Baca Juga: Archi Indonesia (ARCI) Optimistis Kinerja Membaik di Paruh Kedua

Andreas mempertahankan rekomendasi beli saham BRMS dengan target harga Rp 282 per saham. Andreas menilai, BRMS layak mendapatkan valuasi premium mengingat prospek kenaikan harga emas, ekspansi kapasitas produksi yang masif, serta  produk mineral BRMS yang sangat terdiversifikasi.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.400.

”Kami tetap memasang sikap bullish pada ANTM dan berekspektasi perusahaan ini akan menerima sentimen positif dengan perkembangan ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) di Indonesia,” kata Hasan, Senin (19/12).

Ke depan, kinerja ANTM juga diyakini masih solid, salah satunya ditopang oleh segmen emas. Hasan menaikkan estimasi volume penjualan emas ANTM di tahun ini, seiring realisasi volume penjualan emas ANTM yang melebihi ekspektasi. Dia menaikkan estimasi volume penjualan emas ANTM dari semula 740.000 oz menjadi 1 juta oz untuk 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×