Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Menurut Direktur Keuangan BTEL Aditya Irawan, jika seluruh pemegang OWK mengonversinya menjadi saham, maka besarannya bisa mencapai 45% dari keseluruhan saham BTEL.
“Masa konversi OWK sampai 2024, andaikata semua melakukan konversi 45%, termasuk Huawei di dalamnya, Huawei nanti jadi 9%. Wesel senior itu jumlahnya setara dengan 23%, yang lainnya itu pemegang OWK lainnya. Paling besar tetap Huawei," kata Aditya.
Sebelumnya, Huawei Group telah mengonversi OWK-nya ke dalam 6,18 miliar saham senilai Rp 1,23 triliun pada 1 Maret 2017. Saat ini, Huawei Group memegang 16,83% saham BTEL.
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada 7 Mei 2010, Bakrie Telecom Pte Ltd menerbitkan guaranteed senior notes due 2015 (wesel senior) senior US$ 250 juta, berbunga 11,50% yang terdaftar di Singapore Exchange Securities Trading.
Kurang dari setahun kemudian, Bakrie Telecom Pte Ltd juga merilis wesel senior sejumlah US$ 130 juta pada harga 107% .
Dengan memperhitungkan perubahan kurs dolar AS ke rupiah, utang BTEL dalam bentuk wesel senior tersebut adalah sebesar Rp 5,5 triliun per Desember 2018.
Kemudian, berubah menjadi Rp 5,41 triliun per Maret 2019 karena ada pelemahan dolar AS sebesar 1,6%.
Sementara itu, utang yang diselesaikan melalui PKPU per Maret 2019 adalah sebesar Rp 6 triliun. Jumlah tersebut belum ditambah utang-utang lainnya yang jika dijumlahkan, nilainya mencapai Rp 16,17 triliun per Maret 2019.
Akibat besarnya nilai utang yang ditanggung, BTEL harus membukukan modal atau ekuitas negatif hingga Rp 15,46 triliun per akhir kuartal pertama 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News