Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Grup Bakrie tak terima dengan tuduhan Nathaniel Rothschild (Nat) yang menyebut PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menjual PT Arutmin Indonesia ke pemilik Grup Artha Graha, Tommy Winata dan Haji Syamsudin, pengusaha tambang lokal di Kalimantan.
"Imajinasi Rothschild telah mengaburkan kemampuan dia untuk membedakan fakta dan realitas," ketus Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie kepada KONTAN, Senin (24/2).
Seperti diberitakan sebelumnya, Nat kembali menyerang Grup Bakrie terutama perihal alasan mereka meminta perpanjangan penyelesaian transaksi pemisahan investasi (separation transaction) dengan Asia Resource Minerals Plc (ARMS).
Tuduhan Nat terkait dengan terus anjloknya harga saham BUMI. Nat bilang, harga BUMI terus turun lantaran adanya kegiatan penambangan ilegal di salah satu anak usahanya, Arutmin.
Kegiatan ilegal itu, lanjut Nat, melibatkan tiga pihak, yaitu Bakrie, Haji Syamsudin dan Tommy Winata. "Mereka (Haji Syamsudin dan Tommy Winata) membeli Arutmin dari BUMI setelah transaksi pemisahan investasi (dengan ARMS) berjalan," kata Nat kepada KONTAN, pekan lalu.
Namun, Nat enggan menjelaskan lebih detail tuduhannya tersebut, termasuk mengenai porsi saham Arutmin yang dijual dan nilai transaksi tersebut.
Sejak akhir 2013 hingga sekarang, harga BUMI memang terus berada di bawah level Rp 400 per saham. Pada penutupan Senin (24/2), hari ini, BUMI ditutup menguat 1,53% ke level Rp 331 per saham.
Berita ini mengalami perbaikan judul, dari sebelumnya, "Bakrie: Nat tak bisa bedakan fakta & realitas" menjadi "Bakrie: Nat kaburkan fakta & realitas."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News