Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Nathaniel Rothschild (Nat) rupanya masih memiliki sejumlah tuduhan guna menyerang Grup Bakrie menjelang tenggat waktu penyelesaian transaksi pemisahan investasi (separation transaction) dengan Asia Resource Minerals Plc (ARMS) pada 26 Februari, lusa.
Kali ini, tuduhan Nat terkait dengan anjloknya harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Nat bilang, harga BUMI terus turun lantaran adanya kegiatan penambangan ilegal di salah satu anak usahanya, yakni di PT Arutmin Indonesia (Arutmin).
Kegiatan ilegal itu, lanjut Nat, melibatkan tiga pihak, yaitu Bakrie, Haji Syamsudin yang merupakan pengusaha tambang lokal di Kalimantan, dan pemilik Grup Artha Graha, Tommy Winata.
"Mereka (Haji Syamsudin dan Tommy Winata) membeli Arutmin dari BUMI setelah transaksi pemisahan investasi (dengan ARMS) berjalan," kata Nat kepada KONTAN, pekan lalu.
Namun, Nat enggan menjelaskan lebih detail tuduhannya tersebut, termasuk mengenai porsi saham Arutmin yang dijual dan nilai transaksi tersebut.
Sejak akhir 2013 hingga sekarang, harga BUMI memang terus berada di bawah level Rp 400 per saham. Pada penutupan Senin (24/2), hari ini, BUMI ditutup menguat 1,53% ke level Rp 331 per saham.
Anjloknya harga saham BUMI menjadi sasaran tembak Nat lantaran ini menjadi alasan utama Grup Bakrie untuk meminta perpanjangan tenggat waktu penyelesaian transaksi kepada ARMS.
Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie sebelumnya menyatakan, harga BUMI saat ini hanya sekitar sepertiga dari kesepakatan dengan ARMS. Dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) antara Bakrie-ARMS pada Juli 2013, nilai 29,2% saham BUMI disepakati US$ 501 juta.
Kesepakatan ini membuat nilai 29,2% saham BUMI masuk kategori premium. Pasalnya, menurut ARMS, nilai buku 29,2% saham BUMI per 31 Desember 2012 "hanya" US$ 372 juta.
Terkait tuduhan Nat, manajemen BUMI enggan berkomentar panjang lebar. "Tidak pernah mendengar itu (penjualan Arutmin ke Tommy Winata)," kata Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI ketika dimintai konfirmasi KONTAN, Senin (24/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News