Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
Sementara untuk belanja barang non publik, BI akan bertindak sebagai stand by buyer melalui penerbitan SBN dengan mekanisme pasar sesuai kesepakatan pada UU nomor 2/2020.
Baca Juga: Burden sharing bisa ungkit inflasi hingga 8,15%
BI akan memperoleh bunga sebesar reverse repo rate dikurangi 1%. Belanja non publik ini meliputi bantuan UMKM sebesar Rp 123,46 triliun dan pembiayaan korporasi non-UMKM Rp 53,57 triliun.
Budi menilai, tekanan terhadap rupiah sebulan terakhir bersifat temporer bila mencermati lonjakan harga emas yang berlawanan dengan pelemahan indeks dollar global (DXY). Sementara, penurunan suku bunga global LIBOR pada batas terendah dalam sejarah jelas menunjukkan terjadi kelebihan likuiditas.
Selain faktor eksternal pelemahan dollar, potensi penguatan rupiah hingga ke level Rp 3.930 per dollar AS akhir tahun dimungkinkan oleh faktor internal penurunan defisit neraca berjalan yang selaras dengan perlambatan ekonomi.
Isyarat perlambatan ekonomi Indonesia diperlihatkan oleh surplus neraca dagang Indonesia dua bulan berturut-turut, yakni US$ 2,1 miliar (Mei 2020) dan US$ 1,27 miliar (Juni 2020). BI dilansir memproyeksikan defisit neraca berjalan (CAD) pada kisaran 1,5% GDP pada akhir tahun 2020.
Ke depan, Budi menyakini pada akhirnya investor asing akan kembali melirik SBN mengingat imbal hasil yang ditawarkan lebih tinggi dibanding negara lain.
Terkait keputusan BI untuk kembali memangkas bunga kebijakan, Budi menilai cukup beralasan mengingat laju penyaluran kredit terbukti sangat lemah sementara suku bunga saat ini masih melebihi proyeksi inflasi yang ditaksir sekitar 3,35% pada 2020.