kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Badai Delta mendekat ke Teluk Meksiko, harga WTI kembali ke atas US$ 40 per barel


Kamis, 08 Oktober 2020 / 14:38 WIB
Badai Delta mendekat ke Teluk Meksiko, harga WTI kembali ke atas US$ 40 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak acuan menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak menguat naik pada hari ini setelah sejumlah pekerja minyak dievakuasi dari rig di Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS) jelang Badai Delta. Tetapi di saat yang sama, kekhawatiran permintaan bahan bakar tetap ada karena memudarnya peluang untuk kesepakatan stimulus ekonomi AS dan setelah kenaikan persediaan minyak mentah AS.

Kamis (8/10), pukul 14.15 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 naik 27 sen, atau 0,68% menjadi US$ 40,22 per barel. Pada sesi sebelumnya, WTI jatuh 1,8%.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Desember 2020 juga naik 31 sen, atau 0,74% menjadi US$ 42,30 per barel. Pada Rabu (6/10), harga Brent ambruk 1,6%. 

Baca Juga: Harga minyak mentah stabil, WTI mendekat ke level US$ 40 per barel

Namun, harga emas hitam ini mulai menanjak usai Badai Delta diperkirakan akan meningkat menjadi badai Kategori 3 dengan kecepatan angin hingga 120 mil per jam (193 km per jam). Hal ini membuat produsen minyak seperti Chevron Corp telah mengevakuasi 183 fasilitas lepas pantai dan menghentikan hampir 1,5 juta barel per hari (bpd) keluaran minyak.

Berdasarkan data pemerintah AS, selama ini, produksi minyak di Teluk Meksiko mencapai 1,65 juta barel per hari pada Juli. Wilayah tersebut menyumbang 17% dari produksi minyak mentah AS, namun dalam beberapa bulan terakhir selalu dilewati sejumlah badai, yang masing-masing mengurangi produksi minyak sebentar.

Harga minyak juga mendapatkan dukungan dari pemadaman produksi di Laut Utara Eropa karena pemogokan pekerja di Norwegia. 

Ladang minyak Johan Sverdrup, ladang minyak terbesar di Laut Utara dengan kapasitas produksi hingga 470.000 barel per hari, harus menutup produksi hingga pemogokan berakhir pada 14 Oktober, kata operator lapangan Equinor.

ConocoPhillips akan menghentikan produksi di platform Ekofisk 2/4 B Norwegia jika pemogokan berlanjut seperti yang direncanakan pada 10 Oktober.

Di sisi permintaan, harapan untuk kenaikan lebih lanjut dalam permintaan bahan bakar AS memudar ketika pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa "negosiasi stimulus dibatalkan" sehari setelah Presiden Donald Trump menghentikan pembicaraan tentang paket bantuan yang luas.

Kemungkinan bahwa tidak akan ada langkah-langkah dukungan ekonomi yang akan datang muncul karena data pemerintah pada hari Rabu menunjukkan permintaan minyak di kilang AS lebih rendah 13,2% dari tahun sebelumnya, menggarisbawahi penurunan permintaan bahan bakar dari gangguan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Baca Juga: September, harga minyak Indonesia (ICP) turun menjadi US$ 37,43 per barel

"Pendekatan sedikit demi sedikit untuk stimulus fiskal AS tidak mungkin mengubah prospek permintaan minyak yang memburuk," kata analis komoditas ANZ Vivek Dhar dalam sebuah catatan.

Data Energy Information Administration menunjukkan, stok bensin AS turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu ke level terendah sejak November, dan stok distilat juga menurun. Namun, pasokan minyak mentah naik 501.000 barel, karena produksi dan impor naik.

Selanjutnya: Harga emas spot bergerak naik ke US$ 1.893,69 per ons troi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×