Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
“Jika normalnya misal tidak ada perbaikan, bisa turun lebih dalam lagi,” terang dia kepada Kontan.co.id, Senin (9/3). Sukarno mengatakan, dampak dari Covid19 ini bakal merembet kepada pelemahan ekonomi.
Selain itu, IHSG juga menghadapi tekanan harga minyak dunia yang kembali turun. Asal tahu, harga minyak dunia kembali merosot akibat Kerajaan Arab Saudi memangkas harga jual resmi minyak mentah pengiriman April ke semua tujuan.
Baca Juga: Hari ini ambrol 6,58%, bagaimana proyeksi IHSG besok?
Langkah itu diambil setelah pakta pemotongan pasokan minyak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dengan Rusia gagal mencapai kesepakatan pada Jumat (6/3).
Hingga saat ini pun Sukarno belum melihat adanya sentimen atau katalis positif yang dapat menopang IHSG dari kejatuhan yang lebih dalam lagi. Sehingga, strategi terbaik saat ini adalah wait and see.
Di sisi lain, Aria menilai jatuhnya harga minyak dapat memberi stimulus bagi Indonesia. Dengan harga minyak yang rendah, maka beban subsidi bahan bakar minyak (BBM)dapat ditekan sehingga dapat mengimbangi beban operasional emiten.
Baca Juga: Ditekan corona, Sri Mulyani akui APBN terancam defisit 2,5%
Namun ke depan, IHSG masih memiliki sentimen positif untuk kembali bangkit. Aria menilai, sejatinya saat ini angka inflasi masih tergolong rendah. Selain itu, masih ada ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News