kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.560.000   -8.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.275   0,00   0,00%
  • IDX 6.957   -60,21   -0,86%
  • KOMPAS100 1.029   -10,26   -0,99%
  • LQ45 801   -9,74   -1,20%
  • ISSI 211   -1,07   -0,51%
  • IDX30 411   -4,25   -1,02%
  • IDXHIDIV20 490   -6,86   -1,38%
  • IDX80 118   -1,07   -0,90%
  • IDXV30 122   -1,31   -1,07%
  • IDXQ30 136   -1,57   -1,14%

Awal Tahun 2025 Rupiah Alami Tekanan, Bagaimana Prospek ke Depan?


Selasa, 14 Januari 2025 / 22:08 WIB
Awal Tahun 2025 Rupiah Alami Tekanan, Bagaimana Prospek ke Depan?
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc. Awal tahun 2025 rupiah terus mengalami tekanan dari faktor eksternal. Bagaimana prospek ke depan??


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2025 rupiah terus mengalami tekanan dari faktor eksternal. Bagaimana prospek ke depan?

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memaparkan pergerakan rupiah dalam jangka pendek ini masih akan dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap kebijakan luar negeri Trump, yang turut mendorong penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang global. Ini tercermin dari indeks dolar (DXY) pada keseluruhan tahun 2024 sebesar 7% dan penguatan dolar AS masih berlanjut hingga awal tahun 2025 ini dan bahkan sudah menembus level 110.

Penguatan dolar AS tersebut juga diikuti dengan kenaikan yield UST 10 tahun di sepanjang tahun 2024 yang lalu sebesar 69 basis poin (bps) ke level 4,57%, dan kenaikan yield UST pun masih berlanjut hingga awal tahun 2025 ini sekitar 21bps menjadi ke level 4,78%.

"Rupiah yang masih bertengger di atas Rp 16.000 per dolar AS mencerminkan tantangan ekonomi global dan domestik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (13/1).

Josua melihat, melemahnya rupiah terutama disebabkan oleh penguatan dolar AS akibat kebijakan moneter yang cenderung hawkish oleh The Fed meskipun ada penurunan suku bunga. Pasar tetap memandang dolar AS sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global.

Baca Juga: Kurs Rupiah Diprediksi Balik Melemah, Rabu (15/1), Ini Penyebabnya

Rupiah juga terpengaruh oleh penurunan minat investor asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) dan SRBI pada bulan Desember yang lalu dan faktor ketidakpastian politik global, seperti kebijakan baru AS. Di awal tahun ini, investor asing membukukan net sell di pasar obligasi sekitar US$ 181,3 juta, meskipun kepemilikan investor asing pada SBN cenderung meningkat sekitar US$ 248,8 juta dan kepemilikan investor asing pada SRBI juga meningkat US$ 95,22 juta.

Cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi US$ 155,7 miliar, memberikan ruang tambahan bagi BI untuk intervensi di pasar valas. Namun, tantangan tetap ada.

"Intervensi yang terlalu agresif dapat menjadi mahal dan mengurangi fleksibilitas BI dalam menjaga stabilitas likuiditas domestik. Apalagi, spread suku bunga riil yang tinggi di Indonesia menunjukkan fokus untuk menjaga stabilitas nilai tukar," paparnya.

Dalam jangka pendek, penguatan dolar AS dan sentimen global dapat terus memberikan tekanan pada rupiah. Namun, dengan cadangan devisa yang solid, BI dinilai memiliki kapasitas untuk menjaga volatilitas yang berlebihan.

Untuk prospek jangka panjang tergantung pada kondisi global, termasuk kebijakan moneter AS, perdagangan internasional, dan daya tarik investasi asing di Indonesia. Mempertimbangkan faktor sentiment global, terutama kebijakan luar negeri AS Trump, jika mengacu pada neraca keuangan pada NPI, investasi portofolio diperkirakan masih akan mengalami defisit hingga semester I 2025 ini.

"Meskipun defisit pada neraca investasi portofolio tersebut diperkirakan dapat teroffset dengan surplus pada neraca investasi langsung," katanya.

Oleh sebab itu, Josua memperkirakan pada RDG Januari 2025, BI akan kembali mempertahankan suku bunga di level 6%. Hal itu mempertimbangkan kondisi risk-off sentiment di pasar keuangan global yang berpotensi mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah dan kebijakan mempertahankan suku bunga BI rate juga mempertimbangkan terkendalinya imported inflation akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Juga: Saham Bank Merosot di Tengah Penurunan IHSG, Ada Rotasi Sektoral?

Selanjutnya: Program 3 Juta Rumah Diproyeksi Mampu Dongkrak Permintaan KPR

Menarik Dibaca: Tips Andalkan Aplikasi Navigasi Saat Pergi Traveling

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×