Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pagi ini, rupiah mengalami penguatan terbesar dalam lebih satu pekan terakhir. Penguatan ini terjadi setelah investor asing menambah kepemilikannya dalam obligasi pemerintah dengan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.
Rupiah menguat 0,3% ke level Rp 8.577 per dollar AS, pada pukul 09.59 di Jakarta. Mata uang Garuda ini sudah terapresiasi 4,7% di tahun ini, dan menjadi mata uang dengan kinerja terbaik kedua di antara 10 mata uang Asia.
Investor luar negeri tercatat meningkatkan kepemilikan dalam surat utang pemerintah sebesar 2,5% dari akhir bulan lalu menjadi Rp 226,89 triliun per 24 Mei. Indeks regional MSCI Asia Pasifik yang kemarin terbenam karena kekhawatiran krisis utang Eropa, hari ini justru mengalami penguatan terbesar dalam sepekan terakhir, setelah harga minyak dan tembaga naik.
Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. Gundy Cahyadi menyebut, arus asing di pasar obligasi telah mendukung rupiah. Menurutnya, pemulihan rupiah dan mata uang regional bersifat sementara, sebagai reaksi terhadap harga komoditas yang lebih tinggi. "Dalam jangka menengah, masih ada kekhawatiran terhadap krisis utang Eropa," ungkapnya.
Adapun, data Inter-Dealer Market Association menunjukkan, imbal hasil pada obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 sedikit bergeser ke level 7,47%, kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News