Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah tumbang karena kekhawatiran atas krisis utang Eropa menambah keengganan pasar mengambil risiko. Sentimen ini pun mengurangi minat pasar masuk ke aset emerging market.
Rupiah melemah 0,16% ke level Rp 8.585 per dollar AS, pada pukul 10.16 pagi di Jakarta. Mata uang Garuda ini sudah menguat 4,6% dalam tahun ini, dan menjadi mata uang dengan performa terbaik kedua di antara 10 mata uang utama Asia.
Dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia lebih dari US$ 129 juta. Jumlah ini lebih besar dari yang mereka beli dalam dua hari pertama di pekan ini. Indeks regional (MSCI Asia Pasifik) turun 0,4%, hari ini.
Proyeksi peringkat utang Belgia diturunkan dari AA (investment grade) menjadi negatif oleh Fitch Ratings, pada 23 Mei. Fitch juga memangkas peringkat utang Yunani sebanyak tiga level pada pekan lalu. Sementara, Standard & Poor's memangkas outlook peringkat utang Italia.
Ekonom regional dari Forecast Singapore Pte. Joanna Tan menyebut, semua faktor masih terkait isu utang Eropa dan ketidakpastian politik. "Sentimen risiko mencuat lagi," ujarnya.
Harga obligasi pemerintah bertenor 10 tahun tumbang untuk hari yang kedua, kemarin. Data Inter-Dealer Market Association menunjukkan imbal hasil obligasi yang jatuh tempo Juli 2021 naik satu basis poin atau 0,01% menjadi 7,47%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News