Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
NEW YORK. Indeks saham AS jatuh, dengan Standard & Poor 500 Index merosot selama dua hari berturut-turut, seiring dengan peningkatan ketegangan akibat kemungkinan aksi militer Amerika Serikat terhadap Suriah. Padahal, indeks diharapkan akan menguat karena adanya sentimen positif dari laporan yang menunjukkan kepercayaan konsumen naik di bulan Agustus.
Kenyataannya, semua kelompok dalam indeks benchmark ekuitas turun. Harga saham American Express Co anjlok 1,3%, penurunan paling besar di antara perusahaan keuangan. Adapun Indeks S & P 500 (SPX) turun 0,8% menjadi 1.643,45 pada 10:04 di New York. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 79,13 poin, atau 0,5% ke 14.867,33.
"Semua orang menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi," ujar Randy Bateman, Chief Investment Officer (CIO) Huntington Asset Advisors di Columbus, Ohio. "Apakah eskalasinya akan meningkat? Perang akan memicu harga minyak. Jika harga BBM naik, sementara sekarang harga rumah sedang naik, inflasi bakal mulai naik dan itu bisa berdampak pada kebijakan The Fed".
Indeks acuan jatuh 0,4% kemarin, setelah Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika Serikat akan meminta pertanggungjawaban pemerintah Suriah atas penggunaan senjata kimia.
Presiden Barack Obama saat ini memang berada di bawah tekanan dari sekutu AS dan Kongres untuk mengambil tindakan militer terhadap Suriah setelah serangan 21 Agustus terhadap kelompok oposisi yang menewaskan lebih dari 1.300 orang. Kementerian Luar Negeri Iran memperingatkan serangan AS terhadap Suriah akan menyeret seluruh wilayah ke dalam konflik.
"Ini menambah tingkat ketidakpastian yang di luar sana," kata Bateman. Padahal, ada sentimen positif untuk ekonomi AS setelah Indeks Kepercayaan konsumen AS meningkat menjadi 81,5 pada bulan Agustus dari 81 bulan sebelumnya. Ini lebih tinggi dari median dalam survei Bloomberg memprediksi indeks di level 79.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News