Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Harga aluminium terjerat koreksi pasca beban global yang menghimpit. Mengutip Bloomberg, Selasa (7/3) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange tergelincir tipis 0,02% ke level US$ 1.876 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini bahkan sudah merosot 2,95% dalam sepekan terakhir.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka menuturkan sebenarnya katalis negatif yang menyerang harga aluminium datang dari laporan neraca perdagangan China Februari 2017 yang mencatatkan defisit sebesar 60 miliar yuan dari sebelumnya surplus 355 miliar yuan.
Pasar memandang ini sebagai kekhawatiran merosotnya permintaan aluminium dari salah satu konsumen terbesarnya.
"Apalagi kan penurunan datang bersamaan dengan penguatan USD akibat tingginya penantian pasar jelang rilis data ketenagakerjaan AS akhir pekan nanti," tutur Ibrahim.
Dengan masih tingginya ketidakpastian akan langkah The Fed selanjutnya itu pelaku pasar cenderung memilih memegang aset safe haven dan meninggalkan aset berisiko seperti komoditas termasuk aluminium untuk sesaat.
Belum lagi dilaporkan produksi aluminium China Januari 2017 melambung ke level 2,95 juta ton atau naik dari level produksinya Desember 2016 yang sebesar 2,87 juta ton.
Untuk sesaat selagi pasar fokus ke AS maka Ibrahim memprediksi Kamis (9/3) harga aluminium akan cenderung turun. Terutama karena memang koreksi dialami oleh mayoritas komoditas global.
Menurutnya peluang rebound terbatas bisa saja terjadi jika pasar memanfaatkan penurunan untuk mengambil untung. Namun itu diduga hanya sesaat sebelum memasuki akhir pekan dan penantian pada data sektor tenaga kerja semakin dekat.
Walau memang penurunan akan tetap terbatas. Mengingat munculnya kabar bahwa 3 produsen terbesar aluminium global menawarkan kenaikan pengiriman aluminium ke Jepang sebesar 42% untuk kontrak kuartal dua 2017 mendatang dibanding kuartal empat 2016 lalu.
Memang nama ketiga perusahaan ini belum dirilis, namun jika Jepang menerima tawaran tersebut artinya akan terjadi dongkrakan permintaan yang bisa mendukung naiknya harga aluminium ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News