Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kemasan plastik, PT Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI), masih optimistis dapat memenuhi target penjualannya yang sebesar Rp 2,4 triliun pada tahun 2021.
Direktur Argha Karya Prima Industry Jimmy Tjahjanto mengatakan, pihaknya melakukan segala upaya agar target penjualan yang telah ditetapkan bisa tercapai.
Ia mengaku, dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau Level 4 saat kasus Covid-19 melonjak belum terlalu berdampak terhadap kinerja bisnis AKPI.
Memang, penjualan produk kemasan AKPI di pasar domestik cenderung melemah setelah melewati hari raya Idul Fitri, terutama untuk sektor makanan dan minuman. Namun, hal itu sudah menjadi siklus tersendiri yang berlangsung di tiap tahun. Penjualan AKPI pun biasanya akan kembali naik saat jelang akhir tahun.
“Diharapkan di kuartal IV-2021 pasar domestik akan kembali bergairah sesuai dengan tren yang selama ini terjadi,” imbuh Jimmy, Jumat (23/7).
Sekadar catatan, kontribusi penjualan AKPI di pasar domestik berada di kisaran 60%-65% dengan wilayah penjualan tertinggi di Jawa dan Sumatra.
Baca Juga: Argha Karya Prima Industry bukukan penjualan neto Rp 639,40 miliar kuartal I-2021
Sembari menanti performa penjualan di pasar domestik pulih, AKPI coba melirik peluang di pasar ekspor. Adanya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia tampaknya tidak mempengaruhi situasi perdagangan internasional, sehingga AKPI tetap bisa mengekspor produknya ke luar negeri. Sejauh ini, AKPI mengekspor produknya di kawasan Asia dan Eropa.
“Dengan lesunya pasar domestik, pasar ekspor masih bisa ditingkatkan oleh kami,” imbuh Jimmy.
AKPI juga masih melangsungkan proyek penambahan kapasitas untuk lini bisnis Biaxially Oriented Polyproplene (BOPP). Sejatinya, fasilitas baru untuk lini bisnis BOPP ditargetkan rampung pada kuartal IV-2021.
Manajemen AKPI juga tetap mengupayakan agar proses penambahan kapasitas tersebut dapat selesai sesuai jadwal. Namun, target tersebut bisa saja meleset jika pandemi Covid-19 di Indonesia tak kunjung terkendali.
“Dikhawatirkan akan ada penundaan sekitar 1 bulan-2 bulan dari jadwal awal yang sudah ditentukan,” kata Jimmy.
AKPI sendiri menyediakan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 30 juta untuk menggarap proyek penambahan kapasitas lini bisnis BOPP. Dana tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman bank.
Ketika selesai, kapasitas produksi AKPI akan terangkat sekitar 30% dari kapasitas eksisting sebesar 122.500 ton per tahun.
Selanjutnya: Batulicin Nusantara Maritim (BESS) bidik pendapatan usaha Rp 325 miliar pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News