Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Edy Can
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memenuhi ambisinya berbisnis batubara. Emiten yang dikendalikan pemerintah ini telah mengakuisisi tambang batubara Sarolangun di Jambi.
ANTM melakukan akuisisi tersebut melalui anak perusahaannya, PT Indonesia Coal Resources (ICR). "Nilai akuisisi Rp 92,5 miliar. Seluruh dana pembelian berasal dari kas ICR sendiri," kata Sekretaris Perusahaan ANTM Bimo Budi Satriyo. Dia menambahkan, kas ICR yang digunakan untuk akuisisi merupakan modal dasar yang disetor ANTM.
Bimo menuturkan, tambang Sarolangun termasuk kategori greenfield alias belum pernah dikembangkan. Sorolangun mulai berproduksi sejak Juni 2010. Selama semester kedua tahun lalu, volume produksi batubara di tambang Sarolangun mencapai 200.000 ton.
ICR menargetkan volume produksi di tambang tersebut mencapai 41.667 metrik ton batubara per bulan. Artinya untuk tahun 2011, Sarolangun ditargetkan memproduksi hingga 500.000 ton.
Cadangan batubara di tambang Sarolangun diperkirakan 8,25 juta ton. Batubara yang ditambang di Sarolangun termasuk batubara dengan kadar kalori menengah.
Meski baru diakuisisi, hasil produksi batubara dari Sarolangun sudah memiliki pembeli. "Saat ini penjualan batubara Sarolangun dilakukan ke beberapa konsumen dalam negeri dan ke India," tutur Bimo.
Sebagai pemegang saham pengendali tambang Sorolangun, ICR akan bertanggung jawab penuh pada pengurusan bisnis batubara.
Bimo menambahkan pembentukan ICR merupakan bagian dari strategi pengembangan bisnis ANTM. Batubara yang dihasilkan dari tambang Sarolangun akan digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik yang akan dibangun ANTM di fasilitas produksi feronikel. "Namun kami akan tetap fokus ke produksi nikel dan emas," ujar nya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News