kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

2018, emiten mematok capex konservatif


Kamis, 07 Desember 2017 / 19:41 WIB
2018, emiten mematok capex konservatif


Reporter: Riska Rahman | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018 mendatang, para emiten kemungkinan menahan aksi ekspansi. Pasalnya, anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) beberapa emiten mencatat penurunan.

Ambil contoh capex PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Capex emiten konstruksi pelat merah di tahun 2018 mendatang jumlahnya sebesar Rp 20 triliun. Padahal, di tahun ini WSKT menganggarkan capex sebesar Rp 25 triliun - Rp 30 triliun.

PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) pun sama. Emiten semen ini menganggarkan capex sebesar Rp 1,4 triliun hingga Rp 1,5 triliun di tahun depan. Angka ini lebih rendah dibanding capex INTP tahun ini sebesar Rp 1,7 triliun.

Meski begitu, banyak emiten cenderung konservatif dalam menganggarkan dana belanjanya tahun depan. Capex PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di tahun 2018, misalnya, berjumlah sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah ini sama dengan besaran capex mereka di tahun ini.

Capex emiten perkebunan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) di tahun depan juga berjumlah sebesar Rp 2 triliun, sama seperti tahun 2017 ini. Begitu pula PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang menganggarkan capex sebesar Rp 1,2 triliun di tahun depan.

Langkah konservatif yang diambil emiten ini, dipandang Analis First Asia Capital David Sutyanto, dipengaruhi oleh kondisi politik di tahun depan.

"Tahun 2018 nanti, Indonesia mulai masuk ke tahun politik. Biasanya, sentimen politik menurunkan minat masyarakat untuk berinvestasi sehingga perusahaan pun banyak yang tidak berminat juga untuk ekspansi," terang David, Kamis (7/12).

Situasi perekonomian tahun depan pun nampaknya diwarnai dengan ketidakpastian. Untuk itu, banyak emiten yang memilih langkah defensif ketimbang agresif soal ekspansi di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×