Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hasil perhitungan cepat atau quick count Pilkada DKI Jakarta menyatakan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli hasil suara calon petahana Ahok-Djarot. Pasar pun mulai mengukur efek kemenangan tersebut.
"Kami kira sektor properti menjadi yang paling terpengaruh," kata analis NH Korindo Securities Indonesia Bima Setiaji kepada KONTAN, Rabu (19/4). Pengaruh disini dalam artian negatif.
Selama ini, banyak peraturan terkait properti yang sebelumnya dibuat oleh Ahok. Sehingga, ada potensi adanya perubahan kebijakan-kebijakan terkait sektor tersebut saat Anies-Sandi memimpin DKI Jakarta nanti.
Sehingga, dia menilai, kurang menarik jika investor masuk ke sektor properti saat ini. "Mungkin, kondisi akan berubah setelah kuartal II nanti," tambahnya.
Memang, selama kampanye, janji-janji yang ditebar pasangan calon nomor urut tiga itu jarang menyinggung soal pembangunan, terutama di sektor properti. Malahan, hal yang kerap disinggung justru isu yang masih jadi polemik dan dijadikan peluru untuk menyerang pasangan Ahok-Djarot, yakni soal reklamasi.
"Soal reklamasi, keduanya terlihat sangat bertolak belakang," kata analis Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan. Skenario terburuknya, proyek reklamasi khususnya reklamasi Pulau G bisa dihentikan.
Padahal, sudah ada investasi hingga triliunan rupiah yang masuk ke proyek tersebut. Jika dihentikan, bisa dipastikan pengembang bakal menanggung rugi. Bahkan, ada potensi efek yang lebih panjang, yakni munculnya kredit macet.
Sekarang, lanjut Alfred, harapan ada di tangan Sandiaga Uno. Dengan latar belakangnya sebagai pengusaha, ia pasti tahu betul rasa nyeri saat harus merugi.
"Jadi, diharapkan keberadaan Sandi dalam pemerintahan DKI tidak saklek membuat proyek itu dihentikan. Tapi, mungkin hanya dilakukan penyesuaian saja," kata Alfred.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News