Reporter: Rika Theo |
NEW YORK. Wall Street tersandung kecemasan bahwa pajak simpanan nasabah bank Siprus akan kembali menyulut krisis utang Eropa.
Sembilan dari 10 sektor penyusun S&P 500 jatuh, dengan sektor perbankan terpuruk paling dalam sebesar 1%. Indeks Standard & Poor’s 500 terpukul 0,6% ke 1.552,10. Dow Jones merosot 62,05 poin atau 0,4% ke 14.452,06.
"Kita telah mengalami pasar yang menakjubkan dan riang. Sekarang ada sedikit kenyataan, dan meskipun hanya sebuah negara kecil, ia seperti membuat gemetar investor dan negara-negara lain," kata Rischard Sichle, Chief Investment Officer Philadelphia Trust Co.
Parlemen Siprus akan mengambil suara atas keputusan para menteri zona Euro untuk memajaki simpanan nasabah bank. Pajak itu dilakukan untuk memperoleh 5,8 miliar euro sebagai penyumbang dana bailout yang berjumlah 10 miliar euro.
Masalah Siprus mengganggu optimisme Wall Street yang sudah berlangsung selama lima bulan penuh. Indeks S&P 500 telah berlipat dua dari dasarnya di 2009. Dow pekan lalu terus menembus rekor. Saham-saham AS melesat dengan sentimen positif kinerja emiten yang lebih baik dari prediksi, plus tiga babak pembelian obligasi Federal Reserve dalam Quantitative Easing.
Federal Open Market Committee (FOMC) besok dijadwalkan untuk memulai rapat selama dua hari. Desember lalu, FOMC setuju mengaitkan kebijakan bunga 0% dengan target inflasi dan pengangguran. Dengan begitu publik tahu kondisi apa yang akan mendorong Fed menaikkan bunga.
"Jika Anda melihat ekonomi dan semua masalah politik, maka ada banyak angin buruk di luar sana, namun pasar terus melaju. Ketakutan saya adalah, jika psikologinya seperti ini yaitu yang menginginkan pasar terus terangkat, maka kita akan melihat pembalikan yang cukup tajam dan lonjakan volatilitas," kata Frank Braddock, Senior Portfolio Manager JHS Capital Advisors dari Braddock Group yang mengelola US$ 3,4 miliar dana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News