Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), memiliki jajaran direksi baru. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), emiten anggota indeks Kompas100 ini, merombak tiga jajaran direksinya.
Tiga direksi yang dirombak diantaranya Direktur Utama dijabat oleh Dana Amin menggantikan Arie Prabowo Ariotedjo. Anton Herdianto diangkat menjadi Direktur Keuangan menggantikan Dimas Wikan Pramuditho.
Selain itu, pemegang saham juga menghendaki pengangkatan Risono menjadi Direktur Pengembangan Usaha menggantikan Sutrisno S. Tatetdagat.
Baca Juga: Gantikan Arie Prabowo, Dana Amin diangkat jadi dirut Aneka Tambang (ANTM)
Secara singkat kepada awak media, Direktur Niaga Aneka Tambang Aprilandi Hidayat Setia mengatakan, pergantian direksi ini tidak lepas dari adanya rencana transformasi bisnis perseroan, yakni hilirisasi.
Aprilandi melanjutkan, tahun 2020 merupakan tahun yang menantang bagi ANTM. Sebab, mulai tahun depan Pemerintah akan menutup keran ekspor bijih nikel. Hal inilah yang kemudian membuat Antam menaruh fokus pada bisnis hilirisasi mulai tahun depan.
“Kami di 2020 akan fokus ke arah hilirisasi yang menjadi target bagi Antam ke depannya. Dimana dengan kondisi yang menantang ini maka perusahaan menyiapkan strategi-strategi ke depannya,” ujar Aprilandi usai RUPSLB di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (19/12).
Baca Juga: Kabar larangan ekspor bauksit berhembus, ini tanggapan Kementerian ESDM dan produsen
Strategi-strategi ini telah tertuang dalam rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) ANTM dan sudah ada beberapa yang telah diimplementasikan, baik dari sisi hilirisasi bijih nikel, bauksit, dan emas.
Untuk diketahui, saat ini proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (Tni). Konstruksi Pabrik ditargetkan memasuki fase commisioning pada 2020. Hingga kuartal III 2019, realisasi konstruksi proyek telah mencapai 98%.
Sementara itu, hilirisasi bauksit juga dilakukan dengan menggarap proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun.
Bahkan, Antam tidak menutup kemungkinan untuk membangun smelter kobalt. Aprilandi menuturkan, Antam telah melakukan evaluasi dan mendiskusikan wacana ini salah satunya dengan MIND ID selaku induk (holding) usaha pertambangan.
Baca Juga: Jokowi Tegaskan Larangan Ekspor Bauksit, ESDM: Belum ada Rencana Percepatan premium
Di sisi lain, Aprilandi mengatakan masih akan tetap menggodok dan mengevaluasi kerjasama yang telah dijalin, salah satunya adalah dengan Shandong Xinhai, perusahaan produsen feronikel besar di China.
“Kami dalam proses evaluasi. Jelas setelah ini ada konsolidasi internal kembali dengan tiga direktur yang baru, yang bukan orang baru bagi Antam,” lanjutnya. Nantinya, ANTM akan mengkaji segala bentuk kerjasama yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan kemaslahatan bagi bangsa dan Negara.
Terakhir, Aprilandi mengestimasikan ekspor bijih nikel ANTM hingga akhir 2019 sekitar 5 juta ton. Jumlah ini sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).
Baca Juga: IHSG terkoreksi setelah naik empat hari perdagangan berturut-turut
Selain hilirisasi, ketiga nahkoda baru ANTM juga diberi mandat oleh MIND ID untuk penguasaan dan pengelolaan cadangan serta dapat membawa ANTM menjadi perusahaan kelas dunia (world class company).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News