Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas dunia diperdagangkan dengan kisaran sempit pada transaksi Selasa (3/12). Gara-garanya, investor bertindak hati-hati meskipun aksi Presiden AS yang menetapkan tarif terhadap barang-barang Brazil dan Argentina memicu ketegangan perdagangan global.
Data yang dilansir Reuters menunjukkan, harga emas di pasar spot tak banyak mengalami perubahan di posisi US$ 1.462 per troy ounce pada pukul 0803 GMT. Adapun harga kontrak emas berjangka turun 0,1% menjadi US$ 1.468,20 per troy ounce.
Seperti yang diketahui, pada Senin (3/12), Trump mengumumkan penetapan tarif terhadap baja AS dan impor aluminium dari Brazil dan Argentina akan berlaku secepatnya. Kondisi ini membuka peluang perang dagang terbaru AS.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Mendaki, Coba Dekati Level Tertinggi
"Harga emas tidak menanjak karena permintaan investasi untuk emas tidak ada," jelas Jigar Trivedi, analis komoditas Anand rathi Shares & Stocks Brokers yang berbasis di Mumbai kepada Reuters.
Trivedi menambahkan, dalam SPDR gold exchange-traded funds (ETF), arus dana berkurang, permintaan investor menurun. "Itu sebabnya harga emas tidak bereaksi atas isu ketidakpastian perdagangan," jelasnya.
Data Reuters juga menunjukkan, kepemilikan oleh emas berbasis ETF terbesar dunia, SPDR Gold Trust, turun 0,7% menjadi 889,16 ton pada Senin. Ini merupakan level terendah sejak 19 September lalu.
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 ke Rp 747.000, Selasa (3/12)
Selain itu, data yang dirilis Senin kemarin menunjukkan, spekulator juga memangkas posisi bullish mereka di emas Comex pada pekan yang berakhir 26 November.
"Banyak orang yang berharap perang dagang AS-China akan mereda, ditambah lagi The Federal Reserve AS telah memberikan sinyal bahwa tidak akan ada pemangkasan suku bunga lanjutan kecuali ada pembalikan kondisi ekonomi, sehingga sentimen untuk emas akan bearish," jelas Trivedi.
The Fed sendiri sudah memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali di sepanjang tahun ini dan dijadwalkan akan menggelar pertemuan rutinan pada 10-11 Desember mendatang.
Pada Senin kemarin, Trump juga bilang dukungan AS kepada aksi unjuk rasa Hong Kong tidak membuat negosiasi perdagangan dengan China menjadi mudah. Namun, dia meyakini, Beijing masih menginginkan kesepakatan.
Baca Juga: Penjualan tabungan emas Pegadaian tembus 4,6 ton hingga Oktober 2019
Melansir Reuters, harga emas sudah melonjak 14% di sepanjang tahun ini, terutama disebabkan oleh perang dagang yang sudah berlangsung selama 17 bulan terakhir.
"Setelah dirilisnya data manufaktur China yang cukup kuat, permintaan market terhadap emas sedikit berkurang. Secara perlahan, harga emas akan bergerak ke arah penurunan," kata Vandana Bharti, assistant vice-president commodity research SMC Comtrade kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News