Reporter: Avanty Nurdiana |
JAKARTA. Para analis menduga harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di pasar sekunder akan terkoreksi.
Andrew Argando Analis E-Trading Securities bilang, kondisi pasar yang sedang tidak kondusif akan mengganjal pergerakan saham GIAA. Selama sepekan ini, IHSG sudah melemah 3,53%. Tak hanya dari kondisi IHSG, pelemahan juga terjadi di pasar regional.
Franco Sutedjowidjojo Kepala Riset Batavia Prosperindo Securities melihat risiko investasi di saham GIAA cukup besar. Karena harga minyak yang terus naik. Selain itu, price earnings ratio (PER) Garuda juga cukup mahal. "Harga Rp 750 mencerminkan PER 18 kali padahal PER Singapura Airlines hanya 12 kali," ujar dia.
Karena harga yang mahal, Andrew menduga potensi koreksi besar terjadi. "Potensi penurunannya mungkin sampai ke Rp 650," ujar Andrew. Franco juga menduga saham Garuda akan merosot Rp 550 - Rp 650.
Tapi Reza Priyambada Managing Research Indosurya Securities lebih optimis dengan saham sekunder GIAA. "Kalau dari sisi kinerja keuangan dan prospek paling tidak level Rp 900 - Rp 950," kata dia.
Kartika Wiryoatmodjo Direktur Mandiri Sekuritas juga menegaskan kalau saham Garuda asing akan tetap beli saham Garuda di jangka menengah. "Tiga underwriter siap dan mampu serap seluruh penawaran sebagai bagian dari tanggungjawabnya," kata dia. Hanya pasar saham saat ini memang agak tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News