Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah berpotensi kembali menguat setelah aktivitas manufaktur di berbagai negara terlihat turun.
Di pasar spot, Senin (1/8) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,5% ke level Rp 13.047 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat tipis 0,1% ke level Rp 13.080 per dollar AS.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual memaparkan, rupiah menguat bersama dengan mata uang emerging market setelah data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) di bawah ekspektasi.
Data ini semakin menambah keyakinan jika The Fed belum akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. "Data tenaga kerja AS yang terakhir dirilis juga tidak begitu bagus," ujarnya.
Pergerakan rupiah selanjutnya menanti data manufaktur AS bulan Juli dengan prediksi turun menjadi 53,1 dari sebelumnya 53,2. Data ini berpeluang kembali membawa tekanan pada dollar AS dan akhirnya mengangkat rupiah.
"Data - data manufaktur dari Eropa dan Inggris juga terlihat melemah sehingga kemungkinan akan mendorong sentimen positif bagi mata uang emerging market," lanjut David.
Data manufaktur Spanyol bulan Juli turun ke level 51 dari sebelumnya 52,2 sedangkan Italia turun ke level 51,2 dan Prancis tetap di level 48,6. Dari Inggris, data manufaktur bulan Juli turun ke level 48,2 dari sebelumnya 49,1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News