Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Rupiah dalam sepekan ke depan diprediksi akan mulai bergerak pada rentang lebar. Data inflasi serta pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan menjadi sentimen penggerak rupiah.
Di pasar spot, Jumat (29/7) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah tipis 0,11% ke level Rp 13.112 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir rupiah melemah 0,12%.
Research and Analis PT Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra menjelaskan, pergerakan rupiah sepekan ini cenderung sideways. Mata uang garuda sempat tertekan lantaran beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) seperti tingkat kepercayaan konsumen terlihat bagus.
Tetapi rupiah kembali menguat lantaran The Fed belum memberi kejelasan waktu kenaikan suku bunga. Sementara pelaku pasar memprediksi kenaikan suku bunga The Fed akan terjadi pada bulan Desember.
"Sentimen positif juga datang dari dalam negeri, yakni dari reshuffle kabinet yang membawa Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan," ujar Putu.
Untuk pekan depan, rupiah menanti beberapa data internal seperti inflasi bulan Juli serta pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016. Di samping itu, data pertumbuhan ekonomi AS yang dirilis Jumat malam (29/7) juga turut mempengaruhi rupiah. "Kemungkinan range pergerakan rupiah pekan depan akan lebih lebar dan keluar dari range tiga minggu terakhir," imbuh Putu.
Putu menduga pergerakan rupiah sepekan ke depan akan sangat bergantung pada data inflasi dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Jika data tersebut positif, maka rupiah kemungkinan akan menguat terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News