Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rupiah membuka pekan ini dengan kinerja positif. Sinyal perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dibarengi dengan data positif dari dalam negeri membuat rupiah kian bertenaga.
Di pasar spot, Senin (1/8) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat 0,5% ke level Rp 13.047 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat tipis 0,1% ke level Rp 13.080 per dollar AS.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano memaparkan, penguatan rupiah merupakan respon wajar terhadap tampilan data Amerika Serikat (AS) yang dirilis pekan lalu. Data AS menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2016 di angka 1,2% lebih kecil dari prediksi sebesar 2,6% meski naik dari sebelumnya 1,1%.
Sementara sentimen dari dalam negeri terus menunjukkan dukungan pada mata uang garuda. "Inflasi bulan Juli masih positif di level 0,69% dan mencatat inflasi bulan Juli terendah dalam lima tahun terakhir," papar Tonny.
Di samping itu, pasar masih menaruh harapan pada penerapan Undang - Undang Tax Amnesty. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai ladang investasi bagi pelaku pasar asing. "Keseriusan pemerintah dalam Tax Amnesty menjadi pertimbangan sendiri bagi pelaku pasar. Ini terlihat dari aliran dana asing yang cukup baik," lanjut Tonny.
Tonny berharap, kondisi ini berlangsung hingga akhir tahun dan membawa dampak positif bagi rupiah. Apalagi, sentimen eksternal yakni melemahnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed turut mendukung laju rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News