Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Awal pekan nanti diprediksi rupiah bisa bergerak unggul. Mengingat lemahnya nilai tukar USD saat ini.
Di pasar spot, Jumat (29/7) valuasi rupiah terkikis 0,11% di level Rp 13.112 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah justru menguat 0,14% ke level Rp 13.094 per dollar AS.
Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan setelah data pertumbuhan ekonomi AS kuartal dua 2016 tumbuh hanya 1,2% atau di bawah prediksi pasar yakni 2,6%, nilai tukar USD pun rontok. Hal ini menguntungkan mata uang yang berlawanan seperti rupiah.
"Ditambah lagi dengan penguatan yen yang ikut menopang kekuatan sesama mata uang Asia seperti rupiah," ujar Wahyu. Yang tentunya ikut menambah panjang beban USD. Setelah Bank of Japan merilis stimulus minimum, jauh di bawah ekspektasi pasar dan meningkatkan pembelian government bond.
Ditambahkan Resti Afiadinie, Analis Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk bahwa prediksi data ekonomi domestik pekan ini yang akan rilis masih positif. Itu semakin menambah kekuatan fundamental dalam negeri yang menopang rupiah. Walau memang kini belum ada sentimen terbaru.
"Kegagalan USD mempertahankan sajian data ekonominya yang positif menjadi katalis utama," ujar Resti. Dugaannya Senin (1/8) kans rupiah unggul lagi terbuka lebar. Hanya saja ruangnya akan lebih sempit.
Di awal pekan tidak ada data AS yang signifikan. Jadi dari kedua faktor baik eksternal dan internal masih minim katalis utama. "Untuk jangka pendek level Rp 13.200 akan jadi area resistance kuat, selagi belum bisa tembus di atas itu pelemahan akan lebih terbatas," tebak Wahyu.
Untuk itu Wahyu menebak kisaran rupiah Senin (1/8) bergerak di antara Rp 12.970 - Rp 13.180 per dollar AS. Sedangkan Resti menduga sekitar Rp 13. 080 - Rp 13.180 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News