Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
Larangan China atas impor batubara Australia, ditambah dengan banjir di negara tersebut, telah mengurangi ketersediaan batubara berkalori menengah untuk sementara waktu.
Hal ini mendorong pasar di beberapa negara bersaing memperebutkan untuk mengisi stok yang terbatas tersebut, sehingga berpotensi menaikkan harga spot batubara. Andrey menilai, ini menjadi sebuah katalis positif bagi pasar batubara Indonesia.
Daya tarik lain dari PTBA adalah diversifikasi bisnisnya, yang dinilai akan memberi keuntungan di masa depan.
Sejumlah proyek diversifikasi yang sedang digarap oleh PTBA antara lain investasi pembangkit listrik yang akan menyerap 5,4 juta ton batubara per tahun, gasifikasi batubara yang akan menyerap 6 juta ton batubara, serta pemrosesan karbon aktif yang akan menyerap 60.000 ton batubara per tahun.
PTBA saat ini juga sedang menggarap proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahan bekas tambangnya
Baca Juga: Rekomendasi saham emiten batubara di tengah tren kenaikan harga batubara
RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham PTBA dengan target harga Rp 3.000. RHB menilai, valuasi saham BUMN ini masih menarik.
Adapun harga saham PTB yang masih terkoreksi sekitar 12% sejak awal tahun (YTD), justru memberikan peluang bagus untuk mengakumulasi saham ini, mengingat fundamentalnya yang sehat.
“Risiko penurunan dari rekomendasi ini adalah melemahnya ASP, dampak Covid-19 yang lebih lama dari yang diperkirakan, penurunan permintaan karena pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dan biaya energi terbarukan yang lebih murah,” tulis Andrey dalam riset, Selasa (13/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News