Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR, anggota indeks Kompas100 ini) mencatatkan pertumbuhan pendapatan 8% year on year (yoy) menjadi Rp 3,02 triliun per semester I-2019. Pada paruh pertama tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan ini adaah sebesar Rp 2,8 triliun.
Kenaikan pendapatan ini disumbang oleh ketiga segmen bisnis TOWR yang bertumbuh. Per semester I-2019, segmen bisnis sewa menara yang berkontribusi 89,4% terhadap pendapatan total TOWR naik 4,5% yoy menjadi Rp 2,7 triliun.
Sementara itu, segmen bisnis Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Metropolitan Wireless Fiber Optic (MWIFO) yang masing-masing menyumbang 4,7% dan 5,8% atas total pendapatan TOWR naik 10,2% menjadi Rp 141,93 miliar dan 113,3% menjadi Rp 176,57 miliar.
Baca Juga: Ekspansif, Sarana Menara Nusantara (TOWR) targetkan realisasi capex Rp 3,5 triliun
Meskipun begitu, Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan, pendapatan TOWR pada paruh pertama tahun ini tumbuh pelan.
Alasannya, salah satu klien TOWR, yakni PT Internux (merek Bolt) menghentikan kontrak penyewaannya. “Kontrak penyewaannya terhenti karena penghentian operasi perusahaan tersebut,” ucap dia pada Jumat (9/8).
Memang, berdasarkan laporan keuangan TOWR, penyewaan telecommunication sites dari PT Internux sudah tidak ada sama sekali. Padahal, per Desember 2018, perusahaan ini masih menyewa 964 telecommunication sites TOWR.
Baca Juga: TBIG dan TOWR Adu Balap Bangun Menara
Sementara itu, dari segi bottom line, perusahaan ini mencatatkan penurunan laba bersih 8%, dari Rp 1,08 miliar pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp 999,52 miliar pada semester I-2019. Memang, menurut Yosua, hampir seluruh beban perusahaan ini meningkat.
Sebagai contoh, beban depresiasi dan amortisasi naik 38,4% yoy menjadi Rp 676,79 miliar dan beban keuangan naik 39,8% yoy menjadi Rp 499,13 miliar.
Menurut Yosua, kenaikan beban-beban ini relatif wajar karena ekspansi yang dilakukan TOWR dengan terus menambah portofolio menaranya.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) genjot pembangunan menara dan fiber optik di semester II-2019
Menurutnya, sepanjang semester I-2019, TOWR sudah menambah sebanyak 1.362 menara secara yoy dan penyewa bertambah 2.299 secara yoy.
“Kami perkirakan penambahan menara ini akan mem-boost pendapatan serta laba bersih TOWR hingga akhir tahun, bahkan sepuluh tahun mendatang,” kata dia. Alasannya, rata-rata kontrak penyewaan menara mencapai jangka waktu sepuluh tahun.
Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk buy saham TOWR dengan target harga hingga akhir tahun Rp 1.075 per saham. Per perdagangan Jumat (9/9), harga saham TOWR berada pada level Rp 703 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News