Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: TBIG dan TOWR Adu Balap Bangun Menara
Sementara itu, dari segi bottom line, perusahaan ini mencatatkan penurunan laba bersih 8%, dari Rp 1,08 miliar pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp 999,52 miliar pada semester I-2019. Memang, menurut Yosua, hampir seluruh beban perusahaan ini meningkat.
Sebagai contoh, beban depresiasi dan amortisasi naik 38,4% yoy menjadi Rp 676,79 miliar dan beban keuangan naik 39,8% yoy menjadi Rp 499,13 miliar.
Menurut Yosua, kenaikan beban-beban ini relatif wajar karena ekspansi yang dilakukan TOWR dengan terus menambah portofolio menaranya.
Baca Juga: Sarana Menara (TOWR) genjot pembangunan menara dan fiber optik di semester II-2019
Menurutnya, sepanjang semester I-2019, TOWR sudah menambah sebanyak 1.362 menara secara yoy dan penyewa bertambah 2.299 secara yoy.
“Kami perkirakan penambahan menara ini akan mem-boost pendapatan serta laba bersih TOWR hingga akhir tahun, bahkan sepuluh tahun mendatang,” kata dia. Alasannya, rata-rata kontrak penyewaan menara mencapai jangka waktu sepuluh tahun.
Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk buy saham TOWR dengan target harga hingga akhir tahun Rp 1.075 per saham. Per perdagangan Jumat (9/9), harga saham TOWR berada pada level Rp 703 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News