Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan menjual hak milik atas satuan rumah susun (HMSRS) atas Pullman Jakarta Central Park kepada Strategic Property Investors Company Limited (REIT Manager).
Berdasarkan laporan APLN di Bursa Efek Indonesia, perseroan telah menandatangani perjanjian binding investment agreement pada Selasa (16/8) lalu dengan REIT Manager.
Penjualan Pullman Jakarta termasuk seluruh aset, furnitur, peralatan, dan perlengkapan di dalamnya yang dimiliki perseroan. Lalu APLN juga menjual seluruh saham PT Griya Pancaloka anak usaha perseroan yang memiliki Sofitel Bali Nusa Dua yang mewakili 99,8% saham ditempatkan dan disetor penuh.
Yogi Surya Perdana analis Pefindo mengatakan menurut manajemen penjualan aset tersebut belum fix alias masih dalam penjajakan antara APLN dengan REIT Manager. Namun syaratnya APLN harus memiliki 18% kepemilikan saham di perusahaan yang nantinya mengelola Pullman Jakarta. Hal tersebut dilakukan agar kepercayaan investor terjaga karena APLN masih memegang sahamnya walau hanya 18%.
Menurut Yogi, setelah aset Pullman dan Sofitel dilego, maka otomatis segmen pendapatan berulangnya atau recurring income menjadi berkurang di laporan keuangan. "Kita tahu pendapatan berulang APLN cukup besar," kata Yogi kepada KONTAN, Rabu (24/8).
Sepanjang semester pertama tahun ini, APLN berhasil menghasilkan pendapatan berulang dari sewa pusat perbelanjaan dan hotel sebesar Rp 816 miliar atau naik 13% dibanding tahun lalu Rp 790 miliar.
Namun jika dilihat dari keseluruhan pendapat konsolidasi, pendapatan berulang ini berkontribusi 27% dari total pendapatan APLN. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasi Rp 2,92 triliun atau naik 5,2% (YoY).
Lebih lanjut, berdasarkan laporan keuangan per Desember 2015, nilai aset Pullman Hotel Rp 1,3 triliun dan Sofitel Rp 1,9 triliun. Bisa dikatakan, APLN berpotensi mengantongi pendanaan sebanyak Rp 3,2 triliun setelah melego dua aset.