Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kuota Rp 20 triliun surat berharga negara (SBN) ritel seri terbaru, SR022, diprediksi tak akan bertambah seiring keuangan negara yang membaik.
SR022 mulai ditawarkan pada 16 Mei lalu, hingga 18 Juni mendatang. Dalam 34 hari masa penawaran ini, pemerintah menyediakan kuota Rp 20 triliun, dengan rincian Rp 15 triliun untuk tenor 3 tahun dengan yield 6,45% dan Rp 5 triliun untuk tenor 5 tahun dengan yield 6,55%.
Biasanya, pemerintah menambah kuota penjualan SBN ritel seiring meningkatnya animo investor. Pada seri SBN sebelumnya, ST014, misalnya. Kuota awal sebesar Rp 15 triliun beberapa kali ditambahkan hingga pada akhir penawaran ST014 terjual Rp 22,3 triliun.
Baca Juga: Pasar Saham Bangkit, Apakah SR022 Masih Menarik bagi Investor?
Namun, Fixed Income Analyst PEFINDO, Ahmad Nasrudin menyebut SR022 mungkin tak mengikuti pola tersebut.
“Saya memprediksi tidak akan ada penambahan kuota mengingat fiskal pemerintah saat ini berada dalam kondisi surplus, kontras dengan kondisi selama tiga bulan pertama sebelumnya,” kata Ahmad kepada Kontan, Rabu (28/5).
Pada Jumat (23/5) lalu, Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) memang mencatatkan surplus APBN sebesar Rp 4,3 triliun pada akhir bulan April. Nah, Ahmad bilang situasi itu memberi ruang bernapas bagi fiskal pemerintah karena akhirnya pendapatan bisa menutupi belanja.
Sementara tiga bulan sebelumnya, ketika masa penawaran ST014 berlangsung, APBN tercatat defisit hingga Rp 104,2 triliun pada Maret 2025. Maka tak heran, kata Ahmad, pemerintah perlu banyak meminjam dengan menerbitkan surat utang untuk menutupi defisit tersebut.
Meski begitu, PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William Ndut menyebut SR022 disambut baik oleh investor ritel.
"Tentunya SR022 disambut sangat antusias oleh para investor di mitra distribusi Bibit," ujar William kepada Kontan, Rabu (28/5). Menurutnya, ini gara-gara SR022 sendiri unggul dalam sejumlah aspek.
Baca Juga: Penjualan SR022 Seret! Analis Beberkan Alasan Rendahnya Minat Investor
Pertama, sifatnya yang dikelola secara syariah dan diawasi Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI). Kedua, keamanan yang dijamin 100% oleh negara. Ketiga, yield yang dibagikan tiap bulan menjadi passive income bagi pemegang.
Keempat, modal pasti kembali 100% ketika jatuh tempo. Kelima, pemegang SR022 secara tidak langsung turut berkontribusi pada pembangunan nasional. Terakhir, pajak 10% yang dikenakan terbilang rendah, dibanding pajak deposito yang mencapai 20%.
“Plus, ada cashback hingga Rp 45 juta apabila pembelian dilakukan di Bibit,” tambah William.
Selanjutnya: Kredit Menganggur Tak Kunjung Surut, Pendapatan Bunga Bisa Tertekan
Menarik Dibaca: Ekspansi Halodoc, Melalui Sektor Pendidikan : Halodoc Academy
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News