Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski dibayangi lemahnya permintaan, analis masih melihat outlook bullish pada minyak sawit mentah (CPO) tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Jumat (26/2) harga CPO kontrak pengiriman Mei 2016 di Malaysia Derivative Exchange menguat 0,35% ke level RM 2.544 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir CPO tergerus 1,62%.
Wahyu Tri Wibowo, analis PT Central Capital Futures menilai, harga CPO terseret oleh sinyal mengejutkan kenaikan output akibat musim hujan serta permintaan ekspor yang lemah. Data Southern Palm Oil Millers' Association menunjukkan ada kenaikan output pada periode 1-20 Februari 2016 dibanding periode sama bulan sebelumnya.
"Meski pertumbuhan produksi minyak sawit terlihat menurun tahun ini lantaran adanya El Nino curah hujan yang mulai meningkat bisa mengurangi dampaknya," papar Wahyu.
Di sisi lain, permintaan terus menunjukkan perlambatan hingga bulan Februari. Data surveyor kargo independen, Societe Generale de Surveillance memperlihatkan turunnya pengiriman CPO Malaysia sebesar 16% pada 25 hari pertama bulan Februari menjadi 781.030 ton dibanding periode sama bulan Januari lalu.
Sedangkan data intertek memperlihatkan ekspor CPO Malaysia periode 1 – 25 Februari 2016 turun 14,8% menjadi 787.693 ton. “Investor berspekulasi penurunan produksi bulan Februari tidak akan securam yang diharapkan sebelumnya,” ujar Chandran Sinnasamy, Direktur Eksekutif LT International Futures di Kuala Lumpur, seperti dikutip Bloomberg.
Meski demikian, persediaan CPO Malaysia juga terus turun sejak mencatat level tertinggi di 2,9 juta ton pada November lalu. "Harga juga sudah rebound signifikan hingga overbought di dekat level RM 2.700 per metrik ton," imbuh Wahyu.
Wahyu menduga, outlook bullish CPO masih ada dengan pergerakan di atas RM 2.400 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News