kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.295   -81,00   -0,49%
  • IDX 7.514   10,56   0,14%
  • KOMPAS100 1.067   10,45   0,99%
  • LQ45 799   9,15   1,16%
  • ISSI 255   0,42   0,17%
  • IDX30 412   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 471   1,60   0,34%
  • IDX80 120   1,27   1,07%
  • IDXV30 124   1,20   0,98%
  • IDXQ30 132   0,36   0,27%

CPO mulai merespon penurunan ekspor Indonesia


Senin, 22 Februari 2016 / 20:51 WIB
CPO mulai merespon penurunan ekspor Indonesia


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) mulai merespon penurunan ekspor Indonesia.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/2) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Mei 2016 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 0,77% ke level RM 2.566 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merilis data ekspor CPO Indonesia ke China pada bulan Januari lalu yang anjlok hingga 56% menjadi 275.600 ton dibanding bulan sebelumnya.

Demikian juga dengan ekspor CPO ke India yang turun 15% menjadi 383.650 ton. Secara total, angka ekspor CPO Indonesia bulan Januari lalu turun 16% menjadi 2,1 juta metrik ton dibanding bulan sebelumnya sekaligus angka terendah sejak April 2014.

Deddy Yusuf Siregar, Analis PT Asia Tradepoint Futures menyatakan turunnya angka ekspor CPO ke level terendah dalam 21 bulan membawa sentimen negatif bagi pergerakan harga. Namun sentimen tersebut hanya akan bertahan sementara.

"Diversifikasi CPO untuk memenuhi kebutuhan biodiesel dalam negeri masih mampu menahan sentimen negatif dari melemahnya permintaan dari China," ujarnya.

Sementara, konsultan perkebunan Malaysia Ganling memprediksi dampak El Nino akan terus membuat harga CPO naik hingga akhir tahun. Proyeksinya, cadangan CPO global akan turun 3,3% menjadi 60,9 juta metrik ton. Lalu cadangan di Indonesia akan tergerus 5,7% menjadi 31,9 metrik ton dan output Malaysia turun 3,5% menjadi 19,3 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×