kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Program biodiesel menyuburkan CPO


Selasa, 23 Februari 2016 / 08:37 WIB
Program biodiesel menyuburkan CPO


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana penanaman kembali alias replanting lahan sawit menjegal laju harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Meski demikian, prospek harga tahun ini masih ranum, seiring adanya kebutuhan biodiesel di dalam negeri.

Mengutip Bloomberg, Senin (22/2), CPO kontrak pengiriman Mei 2016 di Malaysia Derivative Exchange terpangkas 0,70% ke level RM 2.568 atau setara US$ 611,79 per metrik ton.

Namun, dibandingkan akhir tahun lalu, harga minyak sawit masih reli 0,54% Sejatinya, pasar minyak sawit diselimuti sentimen positif. Ada optimisme, permintaan program biodiesel Indonesia akan terus meningkat.

Direktur Utama Badan Layanan Umum CPO Fund Bayu Khrisnamurti melaporkan, per Januari 2016, Pertamina telah membeli 230.000 kiloliter biodiesel. Angka itu naik dari periode sama tahun lalu, 87.000 kiloliter.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim bilang, memang saat ini, muncul kekhawatiran tambahan pasokan minyak sawit dari Indonesia. Pasalnya, ada rencana penanaman kembali seluas 100.000 ha lahan sawit.

"Tapi, sentimen negatif ini hanya sesaat. Kenaikan pasokan baru terlihat tiga hingga empat tahun lagi," paparnya.

Menurut Ibrahim, jika program biodiesel pemerintah berhasil, permintaan CPO akan terus bertumbuh. Itu sebabnya, ia melihat peluang harga CPO mencapai level RM 3.000 pada akhir tahun ini.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar sependapat, harga CPO mendapat dorongan positif dari program biodiesel. Hasil analisis CIMB menunjukkan, untuk program biodiesel tahun ini, dana CPO Fund berpotensi meningkat hingga Rp 15,9 triliun dibandingkan tahun lalu, yakni Rp 534 miliar.

Selain itu, penurunan produksi CPO di Indonesia masih akan mendukung harga minyak sawit. Deputi Direktur Futures dan Komoditas di RHB Investment Bank Donny Khor memprediksi, harga CPO berpeluang mencapai RM 2.650 per metrik ton sebelum konferensi minyak sawit dunia pada 7-9 Maret 2016.

Ekspor bisa pulih

Walaupun permintaan CPO domestik tumbuh, permintaan dari pasar global masih lesu. Indikasinya, ekspor CPO Indonesia ke China bulan Januari 2016 anjlok 56% dibanding bulan sebelumnya. Ekspor ke India juga turun 15%.

Meski demikian Ibrahim optimistis, angka ekspor terutama ke India dan China akan berangsur pulih. Sebab, pada kuartal IV-2015 India menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. China juga sedang menggenjot strategi untuk mendorong perekonomian.

Sementara Deddy melihat, diversifikasi kebutuhan untuk biodiesel bisa menahan sentimen negatif dari pelemahan permintaan China. Prediksi Deddy, pekan ini, CPO akan bergulir antara RM 2.520-RM 2.680 per metrik ton. Ibrahim menebak, harganya berkisar RM 2.570- RM 2.710 dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×