kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis OSO Sekuritas tidak rekomendasikan saham dengan kapitalisasi pasar kecil


Minggu, 01 Desember 2019 / 23:00 WIB
Analis OSO Sekuritas tidak rekomendasikan saham dengan kapitalisasi pasar kecil


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain saham dengan kapitalisasi pasar terbesar, perdagangan saham Jumat (29/11) juga mencatatkan beberapa saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) yang kecil.

Adapun saham PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) menjadi yang paling mini, dengan penguasaan pasar sebesar Rp 13,27 miliar. Diikuti oleh saham milik PT Siwani Makmur Tbk (SIMA) dengan Rp 22,13 miliar, dan saham milik PT Tanah Liat Tbk (INDX) sebesar Rp 25,84 miliar

Saham lain yang tercatat ke dalam 10 kapitalisasi pasar terkecil yakni JAYA, YELO, FITT, BIMA, LMSH, KARW, dan SKYB. Market Cap saham-saham tersebut tercatat pada rentang Rp 13,27 miliar hingga Rp 37,58 miliar.

Baca Juga: Saham dengan kapitalisasi pasar kecil untuk trading harian saja

Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.di, emiten dengan kapitalisasi saham terkecil mencatatkan kinerja yang kurang baik. UNIT misalnya, mengalami penurunan pos pendapatan sebesar 1,81% year on year (yoy) menjadi Rp 81,39 miliar. Sementara laba UNIT bertumbuh cukup signifikan 47,68% yoy menjadi Rp 549,4 miliar.

"Biasanya ada salah satu aset dijual atau lainnya sehingga ke labanya meningkat. Jadi masih jadi pertanyaan dan kinerjanya belum baik juga," kata Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (1/12).

Kinerja yang kurang apik juga tercermin pada SIMA, yang mencatatkan  pendapatan yang meningkat tetapi labanya justru menurun. Hingga kuartal III 2019, SIMA membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 19,34% yoy menjadi Rp 3,27 miliar.

Baca Juga: IHSG diprediksi lanjut menguat pada perdagangan pertama Desember

Akan tetapi perusahaan justru mencatatkan rugi hingga Rp 17,28 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang laba Rp 15,63 juta. 

Meskipun ada beberapa emiten lain yang mencatatkan pertumbuhan kinerja yang  baik dari sisi pendapatan maupun labanya, Sukarno melihat bahwa saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang kecil masih kurang menarik untuk dikoleksi. Jika diamati secara teknikal tidak likuid dan secara pergerakan kurang menarik.

Khusus untuk UNIT dan SIMA, Sukarno mengingatkan bahwa share public kedua emiten tersebut mendekati angka 90%. Sukarno bilang, investor patut berhati-hati terhadap  saham yang share public-nya hampir 100%.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar bursa pada pekan ini turun 1,4% menjadi Rp 6.919,5 triliun

" Ketika sahamnya di delisting atau terancam pailit bisa bahaya karena kita sebagai investor sulit untuk menuntut ke siapa," tutupnya. Ia mengingatkan perlu belajar dari peristiwa delisting PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk. (TMPI) yang lebih dari 99,86% sahamnya dimiliki publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×