kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Analis: Omnibus law dapat menjadi angin segar bagi emiten sektor properti


Senin, 12 Oktober 2020 / 10:55 WIB
Analis: Omnibus law dapat menjadi angin segar bagi emiten sektor properti
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran di Jakarta. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek saham sektor properti diyakini bakal bergerak positif di tengah tingginya tantangan tahun pandemi 2020. Salah satu sentimen pendukungnya datang dari pengesahan omnibus law.

Analis Ciptadana Yasmin Soulisa menilai, diketuknya omnibus law diyakini bisa memberbaiki permintaan di industri estate Tanah Air. Termasuk, jika ruang bagi ekspatriat atau pekerja asing mulai masuk ke Indonesia. "Jika asing masuk, kemungkinan SSIA dan BEST yang paling diuntungkan," kata Yasmin kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10).

Namun, jika dikaitkan pada pelonggaran izin untuk hak milik apartemen bagi tenaga asing, maka dampaknya akan positif untuk DILD dan PWON. Ini karena, kepemilikan diperbolehkan untuk apartemen kelas menengah hingga kelas atas. 

Sedangkan Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, dampak omnibus law secara garis besar akan memberikan benefit yang positif terhadap sektor properti khususnya. "Relaksasi kepemilikan asing atas properti berpeluang menguntungkan pengembang properti bertingkat tinggi di Jakarta," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Minggu (11/10). 

Baca Juga: Selain omnibus law, ini sentimen lain yang akan mendorong permintaan semen domestik

Selain itu, operator pusat perbelanjaan seperti mall juga akan kecipratan keuntungan, salah satunya dengan relaksasi pajak yang dirancang pemerintah tersebut. Di samping itu, reformasi tenaga kerja juga dinilai bisa menguntungkan bagi industri pengembang properti secara keseluruhan. 

"Peningkatan foreign direct investment (FDI) akan mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk aktivitas konstruksi. Rata-rata ekspatriat lebih cenderung favorit terhadap high rise building," kata Nafan. 

Nafan menambahkan bahwa program Tapera di Januari 2020 juga turut memberikan manfaat positif terhadap perkembangan sektor properti. Itu juga turut berdampak positif bagi pertumbuhan kredit. 

Di samping itu, Yasmin menambahkan dampak pandemi telah menyeret keuangan real estate di semester I-2020. Pengembang properti sebagian besar melaporkan kinerja keuangan di bawah ekspektasi dalam enam bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Kantongi marketing sales Rp 3,8 triliun, Ciputra (CTRA) genjot penjualan



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×