kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Selain omnibus law, ini sentimen lain yang akan mendorong permintaan semen domestik


Minggu, 11 Oktober 2020 / 20:13 WIB
Selain omnibus law, ini sentimen lain yang akan mendorong permintaan semen domestik
ILUSTRASI. Selain omnibus law, tren suku bunga yang rendah juga merupakan katalisator yang baik untuk industri semen.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Undang-Undang sapu jagad omnibus law diyakini akan membawa aliran dana investasi asing langsung (foreign direct investment) ke tanah air. Hal ini pun berdampak positif untuk emiten semen sebab akan mempengaruhi tingkat pembangunan infrastruktur hingga properti di dalam negeri.

Selain omnibus law, tren suku bunga yang rendah juga merupakan katalisator yang baik untuk industri semen secara tidak langsung. Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menjabarkan, dengan tingkat suku bunga yang rendah, masyarakat dapat melakukan investasi di dunia properti hingga akhirnya berefek pada konsumsi semen domestik yang akan naik. “Ini adalah salah satu kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha,” ujar Marcos.

Periode Agustus 2020, penjualan semen INTP mencapai lebih dari 1,5 juta ton. Marcos mengatakan, Agustus merupakan salah satu bulan dengan volume tertinggi tahun ini. Sementara jika diakumulasikan, penjualan semen INTP selama delapan bulan pertama 2020 mencapai lebih dari 11 juta ton.

Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) sudah memenuhi 95% target penjualan tahun ini

Meski DKI Jakarta yang merupakan salah satu pangsa pasar utama INTP sempat menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB), INTP tidak mengubah target penjualan tahun ini, yang diproyeksikan turun di kisaran 5% sampai 7% dari tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, volume penjualan INTP pada tahun lalu mencapai 18,1 juta ton. INTP pun memprediksikan pangsa pasar (market share) di Jawa Barat dan DKI Jakarta yang merupakan dua wilayah utama pasar INTP, berada di kisaran 46,2% hingga akhir tahun ini.

Sementara itu, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai, katalis positif lain yang mungkin menjadi pendorong penjualan semen tahun ini adalah cukup stabilnya harga semen di pasaran sehingga diharapkan tidak terjadi fenomena perang harga antar pemain. Selain itu, efisiensi yang dilakukan para emiten dan juga tren harga komoditas energi yang rendah dinilai cukup meringankan beban emiten semen. Diantara empat emiten semen, Zamzami lebih merekomendasikan saham PT Semen Indonesia Tbk  (SMGR) dengan target harga Rp 12.000 per saham. 

Baca Juga: Pasang Strategi Hadapi Pandemi, Begini Rekomendasi Saham SMGR dan INTP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×