kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis memprediksi Summarecon Agung (SMRA) bisa merealisasikan target marketing sales


Rabu, 12 Agustus 2020 / 21:54 WIB
Analis memprediksi Summarecon Agung (SMRA) bisa merealisasikan target marketing sales
ILUSTRASI. Summarecon Agung (SMRA) menurunkan target marketing sales menjadi Rp 2,5 triliun pada tahun ini.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) memutuskan untuk memangkas target pendapatan pra penjualan (marketing sales) tahun ini dari Rp 4,5 triliun menjadi Rp 2,5 triliun. Selain itu, SMRA juga absen membagikan dividen tahun ini. 

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, target marketing sales terbaru SMRA bisa dicapai, ditopang oleh produk baru yang akan diluncurkan dan suku bunga yang saat ini dalam tren rendah. "Apalagi pencapaian Rp 1,3 triliun di Juli 2020 belum termasuk penjualan ruko Faraday dan Maxwell senilai Rp 250 miliar," jelas Joey kepada Kontan.co.id, Rabu (12/8). 

Joey memprediksi SMRA di tahun ini bisa membukukan pendapatan Rp 4,98 triliun, laba bersih Rp 250 miliar, dan marketing sales Rp 2,5 triliun. Pendapatan berulang diprediksi bakal turun cukup drastis yaitu hingga 25%. Penurunan ini terutama karena penutupan mal selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberian diskon sewa kepada tenant mal selama PSBB transisi. Dari segi kapasitas, operasional mall juga ditetapkan 50% dari kapasitas normal. 

Baca Juga: Tahun ini Summarecon Agung (SMRA) absen setelah 10 tahun rutin bagi dividen

Di sisi lain, SMRA memiliki dua obligasi yang bakal jatuh tempo pada akhir tahun ini dengan nilai total Rp 1,3 triliun. Di tengah situasi seperti ini, likuiditas memang diproyeksikan memburuk di mana tingkat net gearing sudah mencapai 83%.

Namun di semester II-2020, SMRA diprediksi akan menerima pengakuan pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun di semester II-2020 yang berasal dari unit-unit residensial yang akan diserahterimakan. "Jadi saya rasa obligasi jatuh tempo tersebut akan berhasil dibayar sebagian dan di-refinancing sebagian," kata Joey. 

Joey masih merekomendasikan beli saham SMRA, meski target harga dipangkas dari Rp 1.000 menjadi Rp 850 untuk jangka waktu satu tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan prediksi pendapatan yang bakal lebih rendah di tahun 2020 dan 2021. Di 2021, pendapatan SMRA diprediksi mencapai Rp 5,52 triliun lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp 5,94 triliun. 

"Masih buy, namun berdasarkan  valuasi paling murah yaitu CTRA 86% diskon terhadap estimasi RNAV (net asset value), BSDE diskon 84%, baru SMRA diskon 83%," jelas Joey. 

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) siapkan kas untuk bayar obligasi jatuh tempo Rp 1,3 triliun

Sucor Sekuritas merekomendasikan beli SMRA lantaran besarnya eksposur produk Summarecon pada konsumen end-user yaitu sekitar 78% dan memiliki 85% proyek rumah tapak (landed house). Meskipun SMRA bukan lagi pilihan utama Sucor Sekuritas untuk sektor properti residensial karena tingginya net gearing dan terbatasnya portofolio produk di bawah Rp 2 miliar yaitu hanya 52%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×