Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) berhasil mencatatkan kinerja yang solid sepanjang semester I-2021. BNGA tercatat membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 6,54 triliun atau tumbuh 5,4% secara year on year (yoy).
Sementara dari sisi bottom line, emiten perbankan ini berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp 2,1 triliun atau tumbuh 22,3% secara year on year.
Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella dalam risetnya pada 30 Juli menuliskan, kinerja BNGA berada di atas ekspektasi. Hal ini lantaran laba bersih tersebut sudah memenuhi masing-masing 60% dan 63% dari proyeksi Ciptadana dan konsensus.
“Laba operasi pra-provisi (PPoP) BNGA juga tumbuh 15% menjadi 4,88 triliun mengalahkan estimasi kami seiring didukung pendapatan non-bunga yang kuat (+18% yoy) dan efisiensi operasional yang baik (operational expenditures +2% yoy). Dari sisi Net Interest Margin (NIM) yang cenderung datar di level 5,2% juga masih sesuai dengan ekspektasi,” tulis Ernie dalam risetnya.
Baca Juga: Pendapatan dan laba turun, simak rekomendasi saham Merdeka Copper Gold (MDKA)
Sementara Head of Research RHB Sekuritas Andrey Wijaya mengatakan, BNGA berhasil mencatatkan Cost to Income Ratio (CIR) yang lebih rendah seiring rasio current account dan saving account (CASA) yang meningkat. Adapun, rasio CASA BNGA pada semester I-2021 berada di 62,4%, jauh lebih tinggi dibanding Juni 2020 yang hanya 61%.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata industri yang sebesar 59,4%. Bahkan, dalam lima tahun terakhir, BNGA berhasil meningkatkan rasio CASA secara konsisten ( 50,8% pada tahun 2016).
“Pihak manajemen mengatakan masih akan menjaga pertumbuhan CASA sebagai sumber pendapatan yang murah. Dengan Cost of Fund yang rendah, hal tersebut akan memberikan keunggulan kompetitif bagi BNGA dan memungkinkan bank untuk secara berkelanjutan menumbuhkan kualitas aset,” kata Andrey kepada Kontan.co.id, Rabu (25/8)
Selain itu, ia juga melihat saat ini manajemen BNGA tengah berfokus pada peningkatan Non Interest Income (NII) dalam situasi pertumbuhan pinjaman lunak saat ini. Hal ini terlihat dari kenaikan NII BNGA sebesar 18,4% secara yoy menjadi Rp 2,5 triliun. Selain itu, rasio fee-based income juga naik menjadi 27,6% dari sebelumnya 25,30% pada semester I-2020.
Baca Juga: Harga saham turun sejak awal tahun, ini rekomendasi saham INKP dan TKIM
Andrey juga menyoroti adanya kenaikan berkelanjutan dalam transaksi digital OCTO mobile di mana transaksinya melonjak jadi 118 juta transaksi pada kuartal II-2021, atau naik 102% yoy.
Secara nilai transaksi, OCTO mobile juga meningkat 53% yoy menjadi Rp 22 triliun. Bahkan, sebanyak lebih dari 80% cicilan kredit dilakukan melalui OCTO. Bahkan ada fasilitas paylater.
Sementara Erni juga menilai strategi BNGA untuk berfokus pada proposisi layanan digital merupakan strategi yang baik, khususnya di tengah pandemi seperti ini.
“Melalui strategi tersebut, BNGA telah menghasilkan pertumbuhan yang solid di CASA sekaligus melakukan percepatan efisiensi operasional pada saat yang bersamaan. Hal ini didukung dengan rencana BNGA yang akan mengurangi 27-28 cabang dan 500 -600 ATM dalam satu tahun ke depan,” imbuh Erni.
Pada tahun ini, Erni memproyeksikan BNGA akan membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 13,17 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 3,56 triliun.
Baik Erni dan Andrey sama-sama merekomendasikan untuk beli saham BNGA dengan target harga masing-masing sebesar Rp 1.330 dan Rp 1.200 per saham. Adapun, saham BNGA pada hari ini, Rabu (25/8) diperdagangkan menguat 0,53% ke Rp 955 per saham.
Selanjutnya: Intip rekomendasi saham XL Axiata (EXCL) dari Henan Putihrai Sekuritas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News