Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk berusaha menjaga kinerja dengan melakukan diversifikasi dan inovasi unit bisnis pada produknya. Tak hanya mengandalkan produk obat-obatan, perusahaan farmasi ini juga masuk ke sektor kesehatan konsumen, makanan bernutrisi, serta distribusi dan pengemasan.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Edward Lowis berpendapat, segmen consumer health dan nutritional menjadi ujung tombak pendapatan KLBF. Kedua sektor tersebut konsisten bertumbuh, hingga 10,7% dan 12,1% year on year.
“Apalagi dengan merambah pasar luar negeri. Penjualan, pendapatan, dan laba berpeluang menghijau lagi,” kata Edward, Rabu (12/7).
Di sisi lain, ia menyatakan, harga bahan baku akan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi KLBF.
Tantangan lainnya bagi sektor farmasi secara keseluruhan, yakni nilai tukar rupiah. Selain itu, tingkat belanja rumah tangga dalam kondisi stagnan. Kedua sentimen tersebut dapat menghambat kinerja perusahaan dalam jangka waktu pendek. “Kalau stagnan, anggaran untuk healthy goods bisa flat juga,” tutur Edward dalam riset, belum lama ini.
Meski demikian, ia tetap melihat prospek positif untuk KLBF dalam jangka panjang didukung oleh meluasnya jangkauan pasar. Di samping itu, permintaan dari sektor healthcare dan konsumer diproyeksikan bertambah, bersamaan dengan kenaikan daya beli kelas menengah akan produk premium.
Ia memperkirakan laba bersih KLBF dapat meningkat Rp 260 miliar sepanjang tahun ini. Untuk itu, Edward merekomendasikan hold di target harga Rp 1.650.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News