Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Perusahaan farmasi pada tahun ini tengah kebanjiran permintaan, termasuk PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Kondisi tersebut seiring kontinuitas pengembangan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang digalakan pemerintah melalui BPJS Kesehatan sebagai respons rendahnya belanja kesehatan dalam negeri.
Berkaca dari kinerja pada kuartal I-2017, Analis Samuel Sekuritas Andy Ferdinand melihat adanya pertumbuhan pendapatan KLBF sebesar 7,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya ditopang oleh meroketnya volume penjualan. Laba bersih juga naik 4,5% yoy menjadi Rp 588 miliar.
“Kinerjanya inline dengan ekspektasi kami maupun konsensus,” ujarnya, Rabu (12/7).
Tahun ini, Andy memprediksi penjualan KLBF dapat naik antara 8%-10%. Sinyal positif tersebut didukung oleh aktivitas divisi nutritional yang masih menjadi kontributor pertumbuhan penjualan utama. Sementara, divisi prescription merupakan yang paling tertekan.
"Tahun 2016, penjualan nutritional food berkontribusi paling besar pada total penjualan yakni sebanyak 30%," ungkapnya.
Dari peningkatan penjualan, Andy memperkirakan, pendapatan KLBF tahun 2017 bisa naik menjadi Rp 21,13 triliun dari tahun lalu Rp 19,37 triliun. Sementara laba bersih berpotensi terkerek sebesar Rp 200 miliar menjadi Rp 2,5 triliun.
Berdasarkan analisis tersebut, Andy mempertahankan rekomendasi buy bagi KLBF dengan target harga Rp 1.750.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News