kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Kenaikan IHSG 2017 di atas ekspektasi


Jumat, 29 Desember 2017 / 11:13 WIB
Analis: Kenaikan IHSG 2017 di atas ekspektasi


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkali-kali menembus rekor baru jelang penutupan perdagangan akhir tahun 2017. Kamis (28/12), IHSG ditutup di level 6.314,04. Pada hari yang sama tercatat kapitalisasi pasar sebesar Rp 7.025,773 triliun.

Pada periode year to date (ytd) IHSG sudah mengalami kenaikan sebesar 19,21%. Namun, sejak awal tahun investor asing masih melancarkan aksi jual (net sell). Sejak awal tahun 2017 hingga Kamis (28/12) tercatat net sell asing sebesar Rp 40,87 triliun.

Kenaikan IHSG yang hampir menyentuh 20% berada di atas ekspektasi analis. Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest Sekuritas awalnya memprediksikan IHSG di 2017 hanya akan tumbuh di kisaran 8%-10%.

Kenyataannya, kini IHSG naik sekitar dua kali lipat dari prediksi awal. “Dengan kenaikan diatas 15%, memang pergerakannya dapat dibilang cukup bagus,” ujar Aditya.

Pergerakan indeks di tahun ini lebih banyak didorong oleh sektor perbankan, pertambangan, dan barang konsumsi (consumer goods). Sebagaimana diketahui, kinerja emiten-emiten perbankan cukup cemerlang hingga kuartal III-2017. Di sisi pertambangan, harga komoditas yang membaik berimbas positif pada kinerja emiten tambang.

Sementara itu, melihat pergerakan investor asing dan domestik, Aditya menilai bahwa investor domestik saat ini lebih dominan dalam mengerek IHSG. Buktinya, dengan net sell asing, IHSG masih mampu terus mencatatkan rekor baru.

Secara sentimen, Aditya memang mencatat beberapa faktor pendorong optimisme dan kepercayaan pelaku pasar di tahun 2017. Pada bulan Mei lalu misalnya, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's (S&P) menaikkan sovereign credit rating Indonesia menjadi BBB-/A-3 dengan outlook stabil. Dus, Indonesia telah mendapat investment grade dari S&P.

Data dalam negeri menurut Aditya menunjukkan inflasi yang cukup rendah terjaga di kisaran 3%-4%, suku bunga relative rendah, dan iklim politik terbilang bagus di tahun ini. Namun, ia tetap tak menampik adanya beberapa sentimen yang memicu kekhawatiran pasar.

Misalnya, pada November lalu, Donald Trump terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Sejak menjabat, putusan kontroversial Trump kerap menimbulkan isu geopolitik. Setelah iklim di Semenanjung Korea memanas akibat konflik AS dan Korea Utara, belum lama ini Trump juga sempat membuat panas dunia dengan mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Selain itu, menurut Aditya kenaikan harga minyak dan net sell asing juga menjadi tantangan bagi IHSG di 2017. Dari dalam negeri, penerimaan pajak pemerintah yang masih di bawah ekspektasi membuat investor lebih jeli dalam memmonitor risiko fiskal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×