Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAA dengan prospek stabil untuk PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST).
Asal tahu saja, obligor dengan peringkat idAA berarti FAST memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan obligor lainnya.
Analis Pefindo Emanuel Paco Tan dan Marshall Tatuhas menjelaskan periingkat tersebut mencerminkan posisi pasar FAST yang kuat di restoran cepat saji berbahan dasar ayam di Indonesia.
Walau begitu, penurunan peringkat masih mungkin terjadi jika ada revisi negatif yang tidak terduga dari perjanjian waralaba, pencapaian pendapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan target, dan struktur permodalan yang melemah secara drastis.
Peringkat juga berpotensi tekanan jika marjin EBITDA terus mengalami penurunan. Ini dapat melemahkan kemampuan perlindungan arus kas perusahaan.
Baca Juga: Pefindo tegaskan peringkat AA untuk Fast Food Indonesia (FAST)
"Kami dapat menurunkan peringkat jika pemerintah menerapkan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang untuk sementara waktu memaksa penutupan pusat perbelanjaan di kota-kota tertentu," jelas Emanuel Paco Tan dan Marshall Tatuhas dalam siaran pers, Selasa (7/7).
Ditopang diversifikasi gerai
Pada keterangan resmi Pefindo, Selasa (7/7) diversifikasi gerai yang baik merupakan salah satu kekuatan FAST. Adapun FAST merupakan satu-satunya pemegang waralaba Kentucky Fried Chicken (KFC) di Indonesia, dengan lebih dari 739 outlet. Akan tetapi, keunggulan ini dibayangi persaingan yang ketat di industri restoran.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony, gerai-gerai FAST yang tidak hanya berada dalam mal membuat bisnis FAST secara umum masih baik.
"Sehingga membuat operasional FAST menjadi lebih leluasa dan berguna untuk beberapa konsumen yang lebih senang untuk mencari makanan di luar," jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/7).
Walaupun secara umum bisnis FAST masih baik, Chris bilang untuk sahamnya saat ini masih belum menarik. Sebab, laporan keuangan kuartal II 2020 berpotensi menurun sehingga dapat menekan harga saham.
Baca Juga: Membuka dine-in di masa transisi, Fast Food Indonesia (FAST) enggan pasang target
Sementara itu, dilihat dari pergerakan sahamnya, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan FAST sudah mengalami penurunan terbatas, sehingga cukup menarik untuk dikoleksi. "Buy dengan target 1.000," ungkap William ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (8/7).
Adapun untuk prospek ke depan, William bilang FAST masih abu-abu, sebab pandemi Covid-19 masih akan menjadi tekanan bagi emiten gerai makanan.
Di tengah kondisi seperti saat ini, kedua analis itu sepakat FAST memerlukan inovasi untuk mempertahankan kinerjanya. William menambahkan, penjualan secara online pun masih diperlukan.
Sekadar informasi, dalam keterbukaan informasi pertengahan Juni 2020, akibat pandemi Covid-19 masih ada 39 gerai yang berhenti beroperasi sementara. Selain itu, FAST memprediksi pendapatan tahun ini diperkirakan tertekan 25% hingga 50% dibandingkan tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News