kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Analis: Investor perlu hindari saham dengan fundamental polesan


Selasa, 21 Agustus 2018 / 22:29 WIB
Analis: Investor perlu hindari saham dengan fundamental polesan
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor perlu berhati hati untuk masuk ke saham lapis tiga atau third liner. Di mana, saham saham ini cenderung diindikasikan sebagai saham gorengan.

Analis Royal Investium Sekuritas, Wijen Ponthus menegaskan, penting bagi investor untuk memahami saham saham lapis ketiga yang cenderung adalah saham gorengan. Investor agar tidak terjebak dalam permainan oknum capital market yang menggoreng saham.

"Kasusnya kan banyak, seperti RIMO, SIAP, dll. Semuanya punya kesamaan, yaitu sahamnya tidak didasari fundamental yang solid," kata Wijen kepada Kontan.co.id, Selasa (21/8).

Selain itu, menurutnya fundamental yang diperlihatkan oleh saham-saham seperti itu adalah fundamental polesan saja. Definisi saham gorengan pun menurut Wijen cukup luas, selain volatilitas dan risiko yang tinggi.

Investor juga perlu memperhatikan simpangan atau deviasi terhadap harga saham, dengan nilai wajarnya secara fundamental. "Riil fundamental, buka hope atau katanya fundamental," tegasnya.

Penting juga bagi investor untuk memperhatikan nilai wajar perusahaan berdasarkan laporan keuangan yang sudah dirilis, daripada sekedar mendengarkan rumor, atau katanya, atau harapan akan proyek proyek di masa mendatang yang belum tentu terjadi.

"Bagi yang terlanjur masuk, sebaiknya pindah saja, kecuali mereka siap dan pahan dengan risiko. Dunia investasi, aturannya sederhana, high risk, high return. High return mostly it is a high risk instrument," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×