kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Analis Ini Masih Rekomendasikan Buy Saham GOTO, Simak Alasannya


Senin, 17 Oktober 2022 / 08:20 WIB
Analis Ini Masih Rekomendasikan Buy Saham GOTO, Simak Alasannya


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Baca Juga: China Merajai IPO di Kawasan Asia, Gojek Tokopedia (GOTO) Masuk Top Deal Transaksi

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, aksi beli bersih investor asing di saham GOTO karena melihat potensi baik dari sisi harga saham maupun dari prospek perusahaan.

“Pastinya mereka melihat ada peluang cuan, karena pola transaksinya berbeda dengan investor lokal. Investor asing selalu melihat valuasi di masa datang, kalau investor lokal kita peluang transaksi jangka pendek. Walaupun tidak menutup  kemungkinan ada juga investor lokal yang cari jangka panjang,” ungkap Nico dalam keterangannya.

Ketika harga saham GOTO berada di rentang Rp200 sampai Rp300-an, menurut Nico, investor asing mulai menunggu momentum.

“Maka ketika harga GOTO terdiskon banyak, investor asing melakukan aksi akumulasi beli. Kita tidak bisa menutup mata, GOTO ekosistemnya besar dan punya inovasi layanan baru. Ini hal positif bagi GOTO untuk jaga eksistensinya, antara dia dengan user-nya, kami lihat peluang yang besar dan masa depan yang baik inilah yang dilihat oleh asing,” paparnya.

Pada situasi saat ini dimana terjadi inflasi dan suku bunga tinggi, lanjut Nico, sedikit banyak memang menggerus pasar saham termasuk emiten teknologi. Tapi GOTO relatif lebih tangguh karena bisnisnya bukan semata jualan teknologi, juga memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak. Bagaimanapun, masyarakat masih membutuhkan ojek online, pesan makanan lewat aplikasi, berbelanja di e-commerce dan membayar menggunakan e-wallet.   

Selain itu, investor asing tetap akan mencari saham-saham potensial yang bisa diakumulasi di tengah fenomena net sell yang sedang terjadi secara umum.

”Investor asing melihat peluang. Kan investor asing tidak mungkin masuk ke harga tinggi. Mereka akan masuk saat harga murah. Ini mirip BBCA (PT Bank Central Asia Tbk) saat harga BBCA di Rp7000-an banyak yang beli dan sekarang harga di Rp8000-an. Proses menunggu harga saham naik lagi ini tergantung lagi ke target investor,” ujar Nico .

Baca Juga: Saham GOTO: Tekanan Jual Mereda, Asing Catatkan Net Buy



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×