kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: IHSG masih betah di zona merah


Rabu, 12 Juni 2013 / 09:04 WIB
Analis: IHSG masih betah di zona merah
ILUSTRASI. Setrika uap bekerja dengan cara memproduksi uap panas untuk menghaluskan pakaian.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Minimnya sentimen positif diperkirakan akan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Sejumlah analis memperkirakan, tekanan aksi jual akan melanda IHSG karena pelaku pasar tak nyaman dengan kondisi yang ada.

Reza Priyambada, analis Trust Securities mengungkapkan, kondisi makroekonomi yang dirasa semakin tidak kondusif menghasilkan penilaian negatif terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi. Alasan inilah yang dinilai akan mempengaruhi aksi  jual berlanjut.

Selain itu, laju bursa saham regional yang memerah turut mendukung aksi jual yang terjadi. Selain itu, indeks saham Asia kembali anjlok setelah merespons penurunan bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Disisi lain, penurunan data-data di Australia juga adanya sikap Bank Sentral Jepang yang akan memperbaiki kebijakan stimulus serta nilai tukar Yen yang menguat, turut menambah sentimen negatif terhadap IHSG.

Karena itu, Reza memperkirakan, IHSG pada Rabu (12/6) berada pada support di level 4.525-4.593 dan resisten di posisi 4.792-4.865. "Secara teknikal belum ada tanda-tanda untuk up reversal, namun kami berharap tekanan jual yang terjadi mulai terbatas, sehingga tidak menambah keterpurukan IHSG yang sudah kelewat oversold," terang Reza, Rabu (12/6).

Menurut Reza, saham yang layak dipertimbangkan adalah; MNCN, PTPP, ICBP, dan juga TELE, dimana masing-masing pada posisi buy on weakness. Senada dengan Reza, analis darui First Asia Capital, David Nathanael Sutianto mengungkapkan hal yang hampir sama.

Menurutnya, aksi jual terus berlanjut di pasar saham akan membuat IHSG kembali terkoreksi. Menurut David, keluarnya dana asing dipicu sejumlah faktor terutama meningkatnya risiko perekonomian domestik yang ditandai kenaikan inflasi dan melemahnya rupiah atas dolar AS.

Dari faktor eksternal, lanjut David, koreksi di pasar saham Asia menyusul kekecewaan pasar atas keputusan Bank Sentral Jepang (BoJ) yang turut memperburuk sentimen pasar. "Pernyataan BoJ yang menyatakan menunda mengambil stimulus lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi membuat pasar kecewa," ungkap David.

Selain keputusan BoJ, lanjut David, pasar juga dikecewakan dengan pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) tentang risiko inflasi di kawasannya. Kekecewaan pasar atas pernyataan BoJ atau ECB itu, menurut David mendorong koreksi di pasar saham global.

"Kondisi pasar saham global yang kurang kondusif, ditambah belum adanya perkembangan positif dari perekonomian domestik bisa membuat IHSG hari ini kembali berfluktuasi dalam rentang lebar. Namun peluang terjadinya technical rebound cukup terbuka mengingat IHSG sudah terkoreksi 12,9% dari level tertingginya di 5251,296 pada 21 Mei lalu," kata David.

Karena itu, David memperkirakan IHSG berada pada rentang support diposisi 4.330-4.550 dan resisten di level 4.650-4.710. Untuk saham yang dapat menjadi pilihan, David merekomendasikan saham: BMRI, BBTN, ASII, RALS, KIJA, ADRO, SSIA, LSIP dan juga ASSA di posisi buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×