Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski sempat dihadapkan pada kendala teknis sistem perdagangan saham kemarin (27/8), beberapa analis mengajak pelaku pasar untuk tetap fokus pada perkembangan pasar.
"Kejadian kemarin jangan terlalu dibesarkan dan mari kita fokus pada perkembangan di dalam negeri maupun luar negeri karena hal tersebut lebih memberikan kontribusi yang signifikan kepada market," kata Jimmy Dimas Wahyu, Pengamat Pasar Modal kepada KONTAN, Selasa (28/8).
Setelah libur panjang kemarin, ada potensi pemodal mulai trading kembali sehingga transaksi kembali ramai. "IHSG masih digiring oleh ekspektasi investor akan Quantitative Easing jilid ketiga (QE3) yang diwacanakan oleh The Fed," ujar Jimmy.
Menurut Jimmy, Pergerakan IHSG pada minggu terakhir bulan Agustus ini akan mencoba kembali ke level psikologis ke 4.200 untuk ketiga kalinya sejak bulan April 2012 lalu. "Beberapa minggu ke depan akan menjadi arah penentuan IHSG, apakah menuju ke level psikologis 4.200 kemudian mengalami koreksi kembali atau mengalami kenaikan diatas 4.200," ungkapnya.
Bisa naik lebih lanjut
Dia juga bilang, meskipun range IHSG saat ini mulai menyempit antara 4.100–4.200, secara pribadi, dia melihat IHSG mampu untuk mengalami kenaikan lebih lanjut mengingat pertumbuhan ekonomi (GDP) Indonesia pada Kuartal II menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Namun, hal yang perlu kita cermati yaitu pasar modal Indonesia terpengaruh oleh kondisi dan situasi pada pasar global misalnya recovery Amerika Serikat (AS), slowdown atau perlambatan ekonomi China, dan krisis utang di Eropa.
Jimmy merekomendasikan beberapa saham pilihan antara lain saham IMAS, UNVR, MAPI, RALS, JSMR, dan CPIN, yang mana pihaknya melihat saham-saham tersebut memiliki dampak positif terhadap liburan panjang.
Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia (UBI) Satrio Utomo melihat, saat ini perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih berjuang untuk mencari sentimen, di tengah kekhawatiran akan permasalahan sistem perdagangan. IHSG diperkirakan masih akan bergerak bervariasi pada kisaran sempit 4.125-4.155. "Penembusan atas support atau resistance tersebut akan menentukan arah tren jangka pendek," tutur Satrio, Selasa (28/8).
Dia berpendapat, dengan pergerakan IHSG yang masih flat, posisi Buy on Weakness(BOW) bisa dilakukan pada sejumlah saham dengan level support terdekatnya antara lain: TLKM (9.300), ASII (6.850), INTP (19.250-19.900), SMGR (S:12.400), dan UNVR (s:24.800-25.500).
"Posisi spekulatif juga masih menarik untuk diakukan pada IMAS dan BISI dalam mengambil keuntungan pada resistance 6.400-6.500 untuk IMAS dan 1.250-1.270 untuk saham BISI," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News