Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ditambah lagi, tenggat pengumuman Brexit baru akan disampaikan 31 Oktober, sehingga risiko ketidakpastian masih tetap ada.
Di sisi lain, masih ada Federal Open Market Committe (FOMC) yang dilakukan Bank Sentral AS atau The Fed untuk menentukan arah kebijakan moneternya, khususnya terkait suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR). Beberapa sentimen tersebut, disinyalir mampu menjadi penopang kenaikan harga emas di sisa akhir 2019.
"Penurunan yang terjadi beberapa hari terakhir ini justru jadi kesempatan untuk mulai buy on weakness, dengan target harga akhir tahun Rp 775.000 per gram," proyeksinya.
Baca Juga: Harga emas cenderung flat menghadapi potensi kenaikan suku bunga AS
Adapun untuk level support di sisa akhir 2019 berada di level Rp 745.000 per gram. Alwi tidak menampik bahwa harga emas Antam masih memiliki peluang tembus Rp 800.000 per gram, jika proses Brexit mengalami kebuntuan dan Donald Trump kecewa terhadap negosiasi perang dagang.
"Kalau dua isu itu kembali mencuat, tidak menutup kemungkinan level Rp 800.000 per gram terkejar tahun ini," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News