kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.874   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.634   96,11   1,47%
  • KOMPAS100 956   17,31   1,84%
  • LQ45 745   14,47   1,98%
  • ISSI 210   1,42   0,68%
  • IDX30 387   9,07   2,40%
  • IDXHIDIV20 467   9,05   1,98%
  • IDX80 108   1,86   1,75%
  • IDXV30 114   1,02   0,91%
  • IDXQ30 127   3,44   2,78%

Analis: Ada peluang harga emas naik pekan ini


Senin, 30 September 2013 / 06:30 WIB
Analis: Ada peluang harga emas naik pekan ini
ILUSTRASI. PT Bank Aladin Syariah Tbk.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

NEW YORK. Harga emas berjangka naik paling bulan ini karena kelanjutan dari kekhawatiran investor akan kebijakan dari Federal Reserve (The Fed). Banyak investor memilih melakukan aksi penjualan emas dalam jangka pendek untuk mencari posisi aman.

Harga emas sudah naik 9,4% di kuartal ini, setelah turun di bulan April lalu. Namun, keputusan The Federal Reserve memangkas stimulus ekonomi membuat harga emas kembali turun. " The Fed melihat ekonomi AS masih lemah ," kata John Stephenson , First Asset Investment Management Inc kepada Bloomberg di Toronto.

Belakangan ini, rencana sikap The Fed untuk mengurangi stimulus kembali beredar. Maka itu, harga emas kembali bergerak naik.  Di pasar berjangka, harga emas naik 0,5% menjadi US$ 1.339,20 per ounce di Comex di New York, Minggu (29/9).

Harga emas ini sudah rebound 14% sejak mencapai posisi terendah pada 28 Juni  lalu. Namun, harga emas terhitung turun 20% tahun ini, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan terhadap logam mulia ini.

Tujuh belas pedagang dan analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan, harga naik pekan ini. Tujuh analis memperkirakan emas akan bearish dan tiga analis mengambil posisi netral..

Sebagian besar analis yang disurvei Bloomberg mengatakan, sekarang mereka berharap Fed menunggu pertemuan Desember dalam menetapkan kebijakan pengurangan stimulus. Sebuah survei Agustus menunjukkan, analis memperkirakan, stimulus ekonomi bergantung pada perubahan data ekonomi .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×