kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.340   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.618   86,45   1,32%
  • KOMPAS100 963   10,57   1,11%
  • LQ45 753   6,24   0,83%
  • ISSI 204   3,07   1,52%
  • IDX30 391   2,33   0,60%
  • IDXHIDIV20 475   7,20   1,54%
  • IDX80 109   1,13   1,05%
  • IDXV30 113   2,27   2,05%
  • IDXQ30 129   1,02   0,80%

Anak usaha SMMT raih utang Rp 478 miliar


Jumat, 19 Juni 2015 / 10:02 WIB
Anak usaha SMMT raih utang Rp 478 miliar


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa, Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) memberikan jaminan atas pinjaman anak usahanya, PT International Prima Coal. Jaminan ini terkait  perjanjian pinjaman International Prima Coal dengan Bank Permata senilai Rp 478,99 miliar, yang ditandatangani 15 Juni lalu.

Pinjaman tersebut terdiri dari US$ 34,5 juta dan Rp 19 miliar. Fasilitas yang diberikan antara lain overdraft  senilai Rp 19 miliar, pre shipment financing US$ 9,5 juta, dan term loan-2  maksimum US$ 25 juta. Overdraft dan pre shipment financing untuk modal kerja Prima Coal, sedangkan term loan-2 untuk pembiayaan akuisisi PT Tabalong Prima Resources dan PT Mitra Hasrat Bersama.

Nilai jaminan SMMT tetap proporsional, yakni sebatas kepemilikan di Prima Coal. Pada tanggal perjanjian jaminan, SMMT secara tidak langsung memiliki 39% saham Prima Coal. "Jaminan diberikan jika terjadi defisit arus kas," ungkap Abed Nego, Sekretaris Perusahaan SMMT, dalam keterbukaan di Bursa Efek Indonesia.

Nilai maksimum penjaminan dan garansi atas defisit arus kas sebesar Rp 186,8 miliar atau  40,77% dari ekuitas SMMT berdasarkan laporan keuangan akhir 2014. Ini merupakan transaksi material, karena nilai transaksi melebihi 20% ekuitas. Namun, kurang dari 50% ekuitas sehingga tidak wajib memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sebelumnya, Prima Coal mengakuisisi dua perusahaan, yakni PT Tabalong Prima Resources dan PT Mitra Hasrat Bersama, masing-masing 34,17%. "Total nilai transaksinya  US$ 12,3 juta atau setara  Rp 161 miliar," sebut Abed.

Tabalong Prima Resources merupakan pemegang izin usaha tambang operasi produksi di area konsesi 3.145 hektare (ha), di Kalimantan Selatan. Total kandungan batubara sebanyak 292 juta ton dengan cadangan 109 juta ton.

Sementara, Mitra Hasrat Bersama memiliki aset dermaga batubara, termasuk stockpile dilengkapi dengan jetty dan conveyor system. Dermaganya seluas 60 hektare dan berlokasi di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Nah, Tabalong Prima beroperasi terintegrasi dengan Mitra Hasrat melalui kepemilikan jalan angkut menghubungkan area konsesi batubara dan dermaga.

Sekadar informasi, 20,75% saham SMMT milik PT Mutiara Timur Pratama, yang merupakan milik Grup Rajawali. Lalu 4,22% dikempit Green Palm Resources Pte Ltd. Selebihnya, sebesar 75,03% dikuasai publik. Kemarin harga saham SMMT menurun 0,26% di Rp 1.950.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×