Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Komoditas yang sedang terpuruk tak menghentikan PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) dalam mengembangkan bisnis. Melalui entitas asosiasinya, PT Internasional Prima Coal (IPC), SMMT mengakuisisi PT Tabalong Prima Resources dan PT Mitra Hasrat Bersama. Saham yang diambil dari dua perusahaan tersebut yakni masing-masing 34,17%.
“Total nilai transaksinya adalah US$ 12,3 juta atau setara dengan nilai Rp 161 miliar,” sebut Direktur SMMT Abed Nego, dalam keterbukaan informasi, Senin, (1/6).
Ia menjelaskan, Tabalong Prima Resources merupakan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi dengan area konsesi seluas 3.145 hektar, di Tabalong, Kalimantan Selatan. Total sumber daya batubaranya yakni sebesar 292 juta ton dengan cadangan sebanyak 109 juta ton.
Sementara, Mitra Hasrat Bersama memiliki aset dermaga batubara, termasuk stockpile yang dilengkapi dengan jetty dan conveyor system. Dermaganya seluas 60 hektar dan berlokasi di Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Nah, Tabalong Prima Resources beroperasi secara terintegrasi dengan Mitra Hasrat Bersama melalui kepemilikan jalan angkut yang menghubungkan area konsesi batubara dengan infrastruktur dermaga.
IPC merupakan kepunyaan PT Mega Raya Kusuma dengan porsi efektif 39%. Sementara, SMMT memeluk 79,7% saham Mega Raya Kusuma. Sampai akhir Maret lalu, aset Mega Raya Kusuma tercatat Rp 219,61 miliar.
Pada kuartal pertama 2015, SMMT merugi Rp 11,95 miliar. Sedangkan di periode yang sama tahun sebelumnya, SMMT masih mampu meraih untung Rp 6,48 miliar.
Sekedar informasi, 20,75% saham SMMT dipeluk oleh PT Mutiara Timur Pratama yang merupakan milik Grup Rajawali. Lalu 4,22% dikempit Green Palm Resources Pte Ltd. Selebihnya, sebesar 75,03% dikuasai publik.
Walaupun tak secara langsung, aksi akuisisi SMMT ini menambah geliat Grup Rajawali. Tak hanya melakukan aksi beli, konglomerasi Peter Sondakh tersebut pun tengah melakukan penjualan beberapa anak usaha. Rencananya, Rajawali akan melepas 51% saham di PT Express Transindo Utama kepada PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).
Lalu, Rajawali juga ingin mendivestasi sebagian saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). Akhir pekan lalu, saham SMMT tutup di harga Rp 2.035 atau turun 1,45% dibanding hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News